KhutbahJumat Bahasa Sunda, Angan-Angan Jalma Anu Tos Maot Kangjeng Nabi Muhammad SAW, oge ka kulawargina, ka para sahabatna, sareng ka sadaya pengikutna dugikeun ka akhir zaman. Dina Kasempatan Jumat ieu simkuring salaku khotib wasiat khususna ka diri pribadi, umumna ka sadaya anu hadir, Creamah Pendek Bahasa Sunda Fitnah Akhir Zaman. KHUTBAH PERTAMA اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَأَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَإِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَالْوَفَا. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Marilah kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah azza wajalla karena pada siang hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat Jumat secara berjamaah. Ini adalah indikator ketakwaan kita kepada Allah azza wajalla. Shalawat dan salam tetap Allah azza wajalla limpahkah kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang dengan risalah yang dibawanya, sanggup mengantarkan umatnya pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah azza wajalla dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. Ali Imran 102 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Zaman yang sedang dijalani orang beriman saat ini merupakan zaman yang sarat akan fitnah. Banyak pesan Nabi Muhammad SAW mengenai fitnah di akhir zaman yang sangat cocok menggambarkan zaman yang sedang kita lalui saat ini. Rasulullah SAW bersabda بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Melihat realita derasnya arus fitnah akhir zaman ini berikut dahsyatnya tiupan badainya, tidak ada pilihan bagi orang yang beriman melainkan berusaha dengan mujahadah puncak untuk bisa tsabat teguh di atas agama Allah yang telah kita yakini kebenarannya dan telah diyakini akan mengantarkan siapa saja yang meniti di atasnya, yaitu kepada Jannah Allah azza wajalla. Lalu, bagaimanakah cara kita bisa melewati arus dan badai fitnah akhir zaman ini sehingga bisa mengantarkan kita kepada ujung yang membahagiakan? Pertama Meminta Perlindungan Kepada Allah Seorang muslim hendaklah kembali kepada Allah azza wajalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Sesungguhnya kapan saja seorang muslim menghadapkan dirinya kepada Allah azza wajalla dalam meminta pertolongan, menggantungkan harapan, melambungkan keinginan maka Allah azza wajalla menjaganya, melindunginya dan meneguhkannya di atas jalan Islam. Oleh karenanya, beliau selalu memohon perlindungan kepada Allah azza wajalla dan memerintahkan umatnya untuk mengerjakannya. أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْغِنَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa meminta perlindungan dengan membaca Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan siksa neraka, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kubur dan siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal.” HR. Al-Bukhari No. 5899 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Kedua Bersabar Saat Menghadapinya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, tidak ada obat bagi fitnah kecuali sabar, karena sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang mukmin yang jujur. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ighatsatul Lahfan, 2/162 Allah azza wajalla berfirman وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 30 Seorang mukmin tidak akan dibiarkan menikmati keimanannya tanpa terlebih dahulu diberikan ujian dan cobaan atau fitnah. Dengan itu akan diketahui siapa di antara mereka yang jujur dalam keimanannya dan siapa yang dusta dalam keimanannya. Fitnah yang ditimpakan kepada umat akhir zaman ini bukanlah satu-satunya fitnah akan tetapi ia merupakan sunnatulloh yang juga diperjalankan terhadap umat-umat terdahulu. Ketiga Bersegera Melakukan Ketaatan Sesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah saat fitnah akhir zaman terjadi merupakan faktor besar yang mendukung seorang mukmin bisa tsabat teguh di jalan Allah azza wajalla. Karena ibadah itu merupakan tali pengikat antara seorang hamba dengan Rabbnya yang akan melindungi dan menjaganya dari fitnah. Ibadah juga dapat menguatkan iman seseorang sehingga tiada lagi jalan bagi fitnah untuk menyusup ke dalam hati yang dipenuhi dengan keimanan. Allah azza wajalla berfirman وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. Ali-Imran 133 Bersegera dalam beramal saleh dan berlomba-lomba dalam ketaatan merupakan perkara yang dicintai oleh Allah azza wajalla untuk dilakukan di setiap waktu dan keadaan meskipun fitnah belum menimpa. Oleh karena itu Allah azza wajalla memuji para Nabi-Nya lantaran kecekatan mereka dalam beramal saleh. Allah SWT berfirman, وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika dia berdoa kepada Rabbnya, “Wahai Rabbku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” QS. Al-Anbiya 89 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Keempat Memohon Kematian yang Baik Tidak bisa dipungkiri bahwasanya fitnah akhir zaman adalah ujian besar yang menimpa diri dan hati orang beriman, bahkan sampai pada keadaan hilangnya agama dan keimanan dari dirinya kafir/murtad, dan itu adalah kerugian yang amat besar. Maka yang paling baik bagi seorang mukmin adalah memohon kepada Allah agar bisa diberikan kematian yang baik, yaitu mati tetap teguh di atas agama Islam. Karena mati dalam keadaan Islam itu lebih baik dari pada hidup kehilangan iman. Oleh karenanya baginda Rasulullah SAW bersabda اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ “Dua hal yang dibenci oleh manusia; kematian padahal kematian itu lebih baik bagi orang mukmin dari pada fitnah dan benci sedikitnya harta padahal sedikitnya harta itu lebih ringan untuk hisab.” HR. Ahmad أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. KHUTBAH KEDUA أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ [] SUMBER MateriKhutbah Jumat: Materi Khutbah Jumat: 4 Bekal Menghadapi Fitnah Akhir Zaman. Sesungguhnya dalam kisah umat terdahulu, terdapat 'Ibrah pelajaran yang sangat berharga dan renungan yang harus selalu menggetarkan hati orang-orang yang hidup setelah mereka khususnya orang beriman.
Uploaded 0% found this document useful 1 vote802 views8 pagesDescriptionKhutbahCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 1 vote802 views8 pagesKhutbah Jumat Fitnah Akhir ZamanUploaded DescriptionKhutbahFull descriptionJump to Page You are on page 1of 8Search inside document You're Reading a Free Preview Pages 5 to 7 are not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Hadirinjamaah jumah rahimakumullah, Maka dari itu, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua dan kaum Muslim untuk menyelamatkan para pemuda dari ideologi sesat dan rusak sekularisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang. Pertama: Kokohkan akidah Islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Fitnah khusus adalah fitnah, di mana masing-masing manusia akan diuji dengan keluarganya isteri dan anak, hartanya lih. Al Anfal 28 dan tetangganya. Pada umumnya cobaan itu dapat melalaikan dan menjauhkan manusia dari beribadah kepada Allah dan melupakannya dari mencari bekal untuk akhirat. Redaksi, *** بسم الله الرحمن الرحيم KHUTBAH PERTAMA إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”. “يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”. “يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً” أما بعد Jamaah Jumat rahimakumullah Mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah Ta’ala dengan ketakwaan yang sebenar-benarnya, yaitu mengamalkan apa yang diperintahkan oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam serta menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, kemudia keluarga, sahabat-sahabatnya, serta pengikutnya sampai akhir zaman. Jamaah Jumat rahimani wa rahimakumullah Akhir zaman merupakan waktu di mana fitnah datang silih berganti bagai potongan malam yang gelap. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنٌ كَقَطْعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ “Sebelum datang kiamat ada beberapa fitnah seperti potongan malam yang gelap.” HR. Hakim, Shahihul Jaami’ no. 2855 Oleh karena fitnah yang datang begitu banyak, maka dibutuhkan pegangan agar seseorang tidak terbawa arus fitnah tersebut. Hikmah di Balik Adanya Fitnah Cobaan Dengan adanya fitnah cobaan, maka dapat diketahui orang-orang yang benar imannya dan orang-orang yang dusta. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan Allah pasti mengetahui orang-orang yang dusta. QS. Al Ankabut 3 Pembagian Fitnah Fitnah cobaan terbagi menjadi dua 1. Fitnah khusus Fitnah khusus adalah fitnah, di mana masing-masing manusia akan diuji dengan keluarganya isteri dan anak, hartanya lih. Al Anfal 28 dan tetangganya. Pada umumnya cobaan itu dapat melalaikan dan menjauhkan manusia dari beribadah kepada Allah dan melupakannya dari mencari bekal untuk akhirat. Terhadap fitnah ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لاَتُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلآأَوْلاَدُكُمْ عَن ذِكْرِ اللهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ “Wahai orang-orang beriman! Janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi.” QS. Al Munafiqun 9 Fitnah ini disebut juga fitnah syahwat. Fitnah ini pernah menimpa Adam alaihissalam ketika ia tergoda memakan buah yang dilarang Allah, akhirnya ia dikeluarkan dari surga, setelah itu Beliau bertaubat dan Allah pun menerima taubatnya. Untuk menghadapi fitnah syahwat ini adalah dengan bersabar menjalankan ketaatan kepada Allah, bersabar menjauhi maksiat dan istiqamah di atas agamanya. 2. Fitnah umum Fitnah umum adalah fitnah yang berkaitan dengan agamanya, inilah fitnah syubhat. Fitnah ini pertama kali menimpa Iblis karena analogi rusak yang dijadikan argumentasi untuk menolak perintah Allah untuk sujud menghormati Adam. Dalam Alquran disebutkan قَالَ مَامَنَعَكَ أَلاَّتَسْجُدَ إِذْأَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاخَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ “Apa yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu aku menyuruhmu?” Iblis menjawab, “Saya lebih baik daripadanya Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”. QS. Al A’raaf 12 Fitnah syubhat ini bagi orang yang kurang dalam ilmunya terlihat seakan-akan baik, bagus dan benar, padahal di balik itu ada bahaya yang besar, dan bahaya tersebut umumnya hanya diketahui oleh orang-orang yang dalam ilmu agamanya ulama. Fitnah ini juga muncul ketika Khalifah Utsman bin Affan radhiallahu anhu terbunuh. Setelah itu, kaum muslimin berpecah belah, mereka dikuasai oleh hawa nafsu, mengkafirkan satu sama lain, bahkan sampai terjadi pembunuhan dan pertumpahan darah. Untuk menghadapi fitnah syubhat ini adalah dengan yakin di atas kebenaran dan teguh tidak mudah berubah oleh situasi dan kondisi; berbekal ilmu syar’i. Nah, untuk fitnah yang kedua inilah Insya Allah akan dibahas lebih rinci bagaimana cara menghadapinya. Kamu muslimin jamaah Jumat rahimakumullah Berikut ini kami sampaikan hal-hal yang perlu disiapkan untuk menghadapi fitnah tersebut Menjaga tauhid dan menjauhi syirk. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman syirk, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” QS. Al An’aam 82 2. Berpegang teguh dengan kitabullah dan sunah Rasul-Nya dengan pemahaman As Salafush Shaalih generasi pertama Islam dan bersatu di atasnya. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا إِنْ تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ ، وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِداَ عَلَيَّ الْحَوْضَ “Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara; kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang kepada keduanya; kitab Allah dan sunahku, dan keduanya tidak akan berpisah sampai mendatangi telagaku.” Syaikh Al Albani dalam Manzilatus sunah berkata “Isnadnya hasan.” Tentang keharusan memahami keduanya Alquran dan sunah dengan pemahaman As Salafush Shaalih, Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda وَسَتَرَوْنَ مِنْ بَعْدِي اخْتِلَافًا شَدِيدًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَالْأُمُورَ الْمُحْدَثَاتِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ “Kalian akan melihat setelahku perselisihan yang dahsyat. Maka kalian harus berpegang dengan sunahku dan sunah para khalifah yang lurus dan mendapat petunjuk. Gigitlah sunah itu dengan geraham serta jauhilah perkara yang diada-adakan dalam agama, karena setiap bid’ah adalah sesat.” Shahih, diriwayatkan oleh Ibnu Majah Sabda Beliau “sunahku” adalah sunah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Sabda Beliau “dan sunah para khalifah yang lurus…”adalah sunahnya para sahabat, yakni manhaj/jalan yang mereka tempuh dalam memahami agama, atau istilah lainnya “pemahaman mereka para sahabat”. Inilah solusi agar kita tetap di atas hidayah/petunjuk ketika terjadi banyak perselisihan seperti di zaman sekarang. Adapun tentang keharusan bersatu di atasnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللهِ جَمِيعًا وَلاَ تَفَرَّقُوا “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali agama Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” QS. Ali Imran 103 Jamaah Jumat yang dirahmati Allah, terlebih di zaman sekarang, ketika musuh-musuh Islam saling bahu-membahu menjauhkan umat Islam dari agamanya dan mengadakan kerusakan dengan berbagai sarana. Kondisi seperti ini menghendaki kita bersatu di atas kitabullah dan sunah Rasulullah dengan pemahaman salaful ummah dan bahu-membahu membendung gelombang itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ إِلاَّ تَفْعَلُوهُ تَكُن فِتْنَةٌ فِي اْلأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. jika kamu hai kaum muslimin tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi fitnah kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” QS. Al Anfal 73 Persatuan ini pun tetap memperhatikan saling nasihat-menasihati yakni dengan beramr ma’ruf dan bernahi mungkar, tidak mendiamkan kemungkaran yang terjadi. Tetap beribadah dan beramal shalih. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ “Beribadah pada saat terjadi kekacauan banyak fitnah seperti berhijrah kepadaku.” HR. Muslim Beristighfar dan bertaubat serta banyak berdzikr. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman فَلَوْلاَ إِذَاجَآءَهُم بَأْسُنَا تَضَرَّعُوا وَلَكِن قَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ مَاكَانُوا يَعْمَلُونَ “Maka mengapa mereka tidak memohon kepada Allah dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan setan pun menampakkan indah apa yang selalu mereka kerjakan.” QS. Al An’aam 43 Ali radhiallahu anhu berkata “Tidaklah turun bala’ musibah kecuali karena dosa, dan bala’ itu tidak diangkat kecuali dengan bertaubat.” أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُهُ العَظِيْمَ الجَلِيْلَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِجَمِيْعِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ؛ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ KHUTBAH KEDUA اَلحَمْدُ لِلّهِ الوَاحِدِ القَهَّارِ، الرَحِيْمِ الغَفَّارِ، أَحْمَدُهُ تَعَالَى عَلَى فَضْلِهِ المِدْرَارِ، وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمِهِ الغِزَارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ العَزِيْزُ الجَبَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ المُصْطَفَى المُخْتَار، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ الطَيِّبِيْنَ الأَطْهَار، وَإِخْوَنِهِ الأَبْرَارِ، وَأَصْحَابُهُ الأَخْيَارِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ مَا تُعَاقِبُ اللَيْلَ وَالنَّهَار Kaum muslimin, jamaah Jumat yang dirahmati Allah Kemudian di antara solusi agar diri kita terhindar dari fitnah adalah Kembali mempelajari agama. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَمَاكَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَآفَةً فَلَوْلاَ نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِنهُمْ طَآئِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” QS. At Taubah 122 Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ “Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari kiamat adalah diangkatnya ilmu dan tampaknya kebodohan terhadap agama.” HR. Bukhari dan Muslim 1. Mendekat kepada para ulama rabbani Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَى أُوْلِى اْلأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ مِنْهُمْ “Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka Rasul dan ulil Amri.” QS. An Nisaa’ 83 Makna “Ulil Amri” di sini adalah ulama dan umara’. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Kami ketika timbul kekhawatiran, pikiran kami kacau dan bumi yang luas terasa sempit, kami mendatangi beliau Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kami perhatikan dan dengarkan kata-katanya sehingga hilanglah syubhat yang menimpa kami semuanya.” 2. Tetap bersama jamaah kaum muslimin dan imam mereka. Hal ini berdasarkan hadits Hudzaifah yang panjang ketika Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam menjelaskan akan muncul banyak fitnah, lalu Hudzaifah bertanya tentang bagaimana sikap yang harus dilakukannya. Maka Beliau bersabda تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ “Kamu tetap bersama jamaah kaum muslimin dan imam mereka.” Hudzaifah bertanya, “Jika mereka tidak memiliki jamaah dan imam bagaimana?” Beliau menjawab “Jauhilah semua firqah golongan itu, meskipun kamu harus menggigit akar pohon sampai maut menjemputmu dan kamu berada di atasnya.” HR. Bukhari dan Muslim 3. Berlemah lembut dan tidak tergesa-gesa dalam sesuatu agar dapat menyikapi masalah dengan bijak hikmah. 4. Bersabar dan teguh di assunnah Berpegang dengan sunah di zaman fitnah sungguh berat, ibarat memegang bara api. Oleh karena itu, seseorang butuh bersabar. Untuk memperoleh kesabaran di antara caranya adalah dengan mengkaji Alquran dengan tafsirnya dan sunah dengan penjelasannya, memperhatikan akibat baik bagi orang-orang yang bersabar, mempelajari kisah-kisah para nabi dan para sahabat, menghadiri majlis-majlis ilmu, berkawan dengan orang-orang shalih, mengingat surga dan neraka, mengingat bahwa hidup di dunia hanya sementara, dsb. 5. Ingat, masa depan di tangan Islam Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَعَدَ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي اْلأَرْضِ كَمَااسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ “Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.” terjemah An Nuur 55 Oleh karena itu, tetaplah mendalami Islam dengan benar, amalkanlah, dakwahkanlah dan bersabarlah dalam berdakwah. Jika kita sudah melakukannya, niscaya Allah akan memenangkan Islam sebagaimana Allah telah memenangkan Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam dan para sahabatnya dahulu. 6. Berhati-hati terhadap nifak dan sarana yang mengarah kepadanya. Al Hasan berkata, “Tidak ada yang takut terhadapnya yakni terhadap kemunafikan kecuali orang mukmin dan tidak ada orang yang merasa aman dari kemunafikan kecuali orang munafik.” Di antara sarana dalam bentuk amal yang dapat mengarah kepada nifak adalah khianat dalam amanat, berdusta dalam bicara, ingkar janji, bertindak kasar ketika bertengkar, tidak mau mengerjakan shalat dengan berjamaah, menunda-nunda hingga hampir habis waktuya, sangat berat melakukan shalat; terutama shalat subuh dan isya, malas beribadah dsb. 7. Hati-hati jangan menyelisihi perintah Nabi shallalllahu alaihi wa sallam Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ “Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa fitnah cobaan atau ditimpa azab yang pedih.” QS. An Nuur 63 Ibnu Katsir rahimahullah berkata “Yakni hendaknya orang-orang yang menyalahi ajaran Rasul shallalllahu alaihi wa sallam batin maupun zhahir merasa khawatir dan takut “tertimpa fitnah” yakni di hati mereka berupa kekufuran, kemunafikan atau bid’ah.” Termasuk penyimpangan di hati. 8. Berlindung kepada Allah dari fitnah. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda تَعَوَّذُوْا بِاللهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ “Berlindunglah kepada Allah dari fitnah; yang nampak maupun yang tersembunyi.” HR. Muslim 9. Berdo’a kepada Allah agar diberi keteguhan hati. Hati manusia semuanya berada di antara dua jari di antara jari-jari Allah, Dia mudah membalikkannya jika Dia menghendaki HR. Ahmad dan Muslim. Oleh karena itu, Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam sering berdo’a dengan do’a berikut يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلىَ دِيْنِكَ “Wahai Allah yang membolak-balikan hati, teguhkanlah hatiku ini di atas agama-Mu.” HR. Tirmidzi dari Anas, lih. Shahihul Jami’ 7864 إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهم اغْـفِـرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْـفِـرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى. اللهم إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَصَلى الله عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. Download Naskah Materi Khutbah Jum’at [download id=”130″] Abu Yahya Marwan Maraji’ Isyruuna Wasiilatan Limuwaajahatil Fitan Salman bin Yahya, majalah Al Furqon tulisan Ust. Aunur Rafiq Ghufran tentang “Kiat-kiat Insan beriman dalam menghadapi cobaan”, Wasaa’iluts Tsabat Syaikh M. bin Shalih Al Munajjid. Kata kunci fitnah, akhir zaman. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur Mugimugi Allah nungtun urang sadaya kalawan hidayah-Na, supados urang salawasna tiasa syukuran kana sagala nikmat-Na, supados urang tiasa aya dina sangka saé sarta tiasa ngalakonan kasaéan anu diparéntahkeun ku Anjeunna. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd. Dina hiji mangsa, Nabi Ibrahim sareng putrana Nabi Ismail nuju Khutbah Jumat Bahasa Sunda Memperingati Tahun Baru Hijriyah 1443 H disajikan oleh NU Cilacap Online dengan judul Hijrah Jeung Muhasabah Sangkan Berkah. Khutbah Jum’at ini juga selain menyinggung pesan sejarah juga mengandung pesan pada umumnya, masyarakat merayakan tahun baru berdasarkan penanggalan masehi, Islam memperingati tahun baru berdasarkan penanggalan Hijriyah yang diterapkan sejak Nabi Muhammad SAW hijrah setelah memperoleh wahyu yakni perintah dari Allah untuk menyebarkan ajaran Islam ke Muharram diperingati sebagai pengingat seluruh muslim pada peristiwa penting kala Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah yang kemudian melahirkan agama Islam. Setelah Nabi Muhammad SAW hijrah, Islam mengalami perkembangan pesat dan semakin menyebar hingga ke Mekkah dan wilayah memiliki 12 bulan dalam satu tahun yang empat bulan di antaranya adalah bulan yang paling dimuliakan oleh Allah SWT kerap disebut bulan haram asyhurul hurum. Keempat bulan tersebut ialah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan juga Khutbah Jumat Bahasa Sunda Katengtreman Jeung KabagjaanKhutbah Gerhana Bulan Bahasa SundaKhutbah Gerhana Bahasa Jawa, I’tibar Grahana BulanPergantian tahun baru Islam Hijriyah sebagai momentum penting bagi umat Islam sebagai sarana intropeksi diri sekaligus sebagai sarana umat Islam merencanakan langkah-langkah yang lebih baik lagi. Berikut ini Teks Naskah Khutbah Jumat Bahasa Sunda Tahun Baru Hijriyah 1443 H selengkapnyaاَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ فَضَّلَ بَيْنَ الشُّهُوْرِ وَاْلاَيَامِ. فَجَعَلَ شَهْرَعَاشُوْرَاءِ مِنْ اَفْضَلِهَافَفَضْلُهُ قَدْ سَاعَ بَيْنَ اْلاَنَامِ وَفَضَّلَ يَوْمَ عَشُوْرَاءِ عَلَى جَمِيْعِ اْلاَيَامِهِ وَجَعَلَهُ لِعِقْدِ اَيَّامِ الشَّهْرِ وَاسِطَةِ النِّظَامِ. اَشْهَدُ اَنْﻵاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اْلمُنْفَرِدُ بِالْكَمَالِ وَاْلبَقَاءِ وَالدَّوَامِ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ مُرْسَلٍ وَاَفْضَلُ اِمَامٍ. اَللّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مَحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اْلاَ ئِمَّةِ اْلاَعْلاَمِ مَصَابِيْحِ الظَّلاَمِ. اَمَابَعْدُ فَيَاعِبَادَاللهِ , اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ, فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِى كِتَبِهِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا jamaah Jumat RahimakumullahLangkung tipayun mangga urang sami-sami sanggakeun puji sareng syukur ka hadzirat Allah SWT., nu parantos maparingan rahmat sareng karunia ka urang sadaya, oge dina dangeut ieu urang sadaya mugi didugikeun ku Allah SWT kana sasih anu enggal nyaeta Muharram 1443 H, kalayan disarengan sehat wal-afiyat tiasa ngalakonan parentah Shalawat sinareng salam mugia dilimpahkeun ka panutan urang sadaya nyaeta kangjeng Nabi Muhammad SAW., sareng ka kulawargina, para sahabatna, tabi’in, tabi’it tabi’in dugi ka urang sadaya salaku umatna. AamiinHadirin jamaah Jumat Rahimakumullah,Dina Jumat payun urang sadaya bakal gentos taun anu enggal nyaeta 1443 H. Janten urang teh parantos ngantunkeun taun 1442 H. Ku datangna bulan Muharram, hartosna urang asup kana hiji babad anyar, saperti anu geus diterangkeun dina ajaran Islam, anu mangrupakeun bulan nalika Rasulullah SAW., seueur kenging kajayaan dina ngalaksanakeun syi’ar/da’wahna atanapi ngadugikeun kalimat tauhid Laailaaha Illallah. Sajabi ti eta bulan muharram teh mangarupikeun bulan pergantian taun Islam nu biasa ku urang disebut taun “Hijriah atanapi taun baru Islam”.Ayapon maksud urang ngayakeun peringatan dina nyambut taun anu munggaran, sajabi ti ngarayakeun taun baru Islam pikeun ngalaksanakeun syiar agama Islam. Oge urang kudu daek ngitung atanapi muhasabah kana diri jeung nimbang diri urang sorangan samemeh urang di-itung sakabeh amal urang boh anu hade atawa nu goreng dipayuneun Allah SWT, dina poean wawales, sapertos dina salah sawios katerangan anu disaurkeun dina Al-Qur’an يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلۡتَنظُرۡ نَفۡسٞ مَّا قَدَّمَتۡ لِغَدٖۖ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا تَعۡمَلُونَ Hartosna Hei inget jalma-jalma nu ariman, kudu taqwa aranjeun kabeh ka Allah jeung kudu merhatikeun diri kana naon-naon anu geus dilakonan pikeun poe isuk jeung kudu tarakwa aranjeun kabeh ka Allah saestuna Allah anu waspada kana naon perkara anu ku aranjeun dipigawe. al-Hasr 18Oge dawuhan sahabat Umar bin Khothobحَا سِبُوْااَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا“kudu diperhitungkeun hade goreng diri aranjeun samemeh aranjeun ditimbang ku Allah SWT.”Hadirin jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,Supaya dina ngamimitian hirup dina taun anyar urang kalebetkeun jalmi anu anu dirahmat ku Allah SWT, anu kurang alus sing bisa jadi alus jeung naon anu rusak di omean sarta sadaya nu tos sae supaya bisa dilakonan kalayan istiqomah, teras diamalkeun, dilestarikeun jeung dipertahankeun kalawan ditingkatkeun kunu langkung sae timbatan nu geus Jumat Bahasa Sunda LainnyaHarta Anu Mawa Bagja Jeung WaluyaKautamaan Puasa Sunat Dina Bulan SyawalSyukur Nikmat Kamerdekaan, Khutbah Jumat Bahasa SundaKukituna dina mayunan taun anu enggal ieu, hayu urang sami-sami nyeueurkeun amal-amalan anu sae. Meungpeung urang sadaya aya dina waktu anu laluawasa keneh, hayu urang gunakeun sareng ngempelkeun amal ibadah ka Allah Rasulullah SAW dina hadistnaاِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ، حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ، وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَفِرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَشِبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَHartosna “Jaga lima perkara samemeh datang lima perkara 1 meungpeung hirup samemeh datang maot, 2 meungpeung cager samemeh gering, 3 meungpeung nyalse samemeh riweuh, 4 meungpeung ngora samemeh kolot, 5 meungpeung beunghar samemeh sangsara”.Ku cara ngagunakeun waktu hirup samemeh datang ajal, dianggo kasempetan ibadah sareng amal sholeh, etateh ngandung hartos urang kudu bebekelan engke dimana urang mulih ka jati mulang asal, ka alam akherat mah moal aya nu manfaat pikeun manusa kajabi hate anu salamet tina panyakit hate jeung pamusyrikan oge anu midamel amal sholeh nalika hirup di alam jugaKhutbah Bahasa Sunda Amal Akherat Nu Moal Bakal PegatSyukur Sangkan Dina Kajayaan Kabupaten CilacapHadirin jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah,Rupina khutbah berkah taun hijriyah sakitu anu tiasa kapihatur dina raraga nyambut Taun baru 1443 Allah SWT ngahaputen kana sagala dosa nu parantos dilakonan ku urang sadaya dina taun anu kalangkung, kalayan Allah salamina mugi maparin pituduh sareng rahmat ka urang sadaya. Aamiin ya Rabbal اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ= KHUTBAH KADUA =اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ اَمَرَنَا بِكَثْرَةِ ذِكْرِاللهِ وَامْتِثَالِ اَوَامِرِاللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. اَشْهَدُ اَنْ ﻵاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍنِابْنِ عَبْدِاللهِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصَحَابِهِاَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْKhutbah Jumat Bahasa Sunda, Hijrah Jeung Muhasabah Sangkan Berkah, Memperingati Tahun Baru Hijriyah 1443 H diterbitken Ku Seksi Bimas Islam Kemenag Kota Banjar, Jabar, disusun Ku Jamal Shidiq, Teks Khutbah Jumat Bahasa Sunda NU Cilacap Online di atas bisa didownload dalam versi file .pdf DI SINIPenyelaras Bahasa IHA Sayasuka merenung, pantas Allah SWT berfirman didalam Al Qur'an, "Fitnah itu lebih jahat dari pembunuhan". Ini cerita Muktamar NU tahun 1971 di Surabaya. Muktamar ini "dimasuki" tangan-tangan kotor dari luar, dari pihak yang sedang berkuasa. HM Subchan ZE, Ketua I PBNU jadi target operasi untuk tidak terpilih kembali sebagai pengurus PBNU.
4 Bekal Umat Beriman Menghadapi Fitnah Akhir ZamanPertama Meminta Perlindungan Kepada AllahKedua Bersabar Saat MenghadapinyaKetiga Bersegera Melakukan KetaatanKeempat Memohon Kematian yang Baik Materi Khutbah Jumat 4 Bekal Menghadapi Fitnah Akhir Zaman Oleh Abdul Halim Tri Hantoro * Link download materi khutbah ada di akhir artikel. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَأَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَإِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَالْوَفَا. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Marilah kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah azza wajalla karena pada siang hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat Jumat secara berjamaah. Ini adalah indikator ketakwaan kita kepada Allah azza wajalla. Shalawat dan salam tetap Allah azza wajalla limpahkah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. yang dengan risalah yang dibawanya, sanggup mengantarkan umatnya pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah azza wajalla dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. Ali Imran 102 Materi Khutbah Jumat 5 Karakter Penghuni Surga Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Zaman yang sedang dijalani orang beriman saat ini merupakan zaman yang sarat akan fitnah. Banyak pesan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengenai fitnah di akhir zaman yang sangat cocok menggambarkan zaman yang sedang kita lalui saat ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Dalam hadits lainnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ. “Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu tidak ikut lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyongsongnya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barangsiapa yang larut padanya akan terjebak, maka barangsiapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan.” HR. Al-Bukhari Ini merupakan zaman di mana Allah subhanahu wata’ala menguji orang-orang beriman. Siapa di antara mereka yang terseret arus besar fitnah akhir zaman, dan siapa di antara mereka yang mampu teguh dan sabar. Dari Abu Tsa’labah al-Khusyani, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ. قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ؟ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ “Sesungguhnya setelah kalian akan datang hari-hari kesabaran, orang yang sabar pada hari itu bagaikan orang yang menggenggam bara, orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala lima puluh orang yang beramal seperti amalannya,” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lima puluh orang di antara mereka?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Tidak, tapi lima puluh dari kalangan kalian.” HR. Abu Dawud No. 3778; HR. At-Tirmizi No. 2984; dan HR. Ibnu Majah No. 4004 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Menurut Ibnu Arabi, pengertian fitnah adalah الفِتْنَةُ الإِخْتِبَارُ، وَالفِتْنَةُ المِحْنَةُ، وَالفِتْنَةُ المَالُ، وَالفِتْنَةُ الأَوْلاَدُ، وَالفِتْنَةُ الكُفْرُ، وَالفِتْنَةُ اخْتِلاَفُ النَّاسِ بِالآرَاءِ “Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat di antara manusia.” Linasul Arab, Ibnu Mandzur al-Ifriqi, 13/317 Materi Khutbah Jumat Kuatkan Tsiqah kepada Allah di Masa Wabah Bahkan, banyaknya pembunuhan dan kematian juga termasuk fitnah akhir zaman. Sebagaimana Nabi pernah bersabda, إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلُ. “Menjelang datangnya hari Kiamat ada hari-hari dimana kebodohan diturunkan, ilmu diangkat, dan banyak terjadi Al-Harj. Al-Harj itu adalah pembunuhan.” HR. Al-Bukhari Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah banyaknya kematian yang terjadi secara mendadak. Rasulullah bersabda, عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا، فَيُقَالُ لِلَيْلَتَيْنِ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya banyaknya kematian mendadak.” HR. Thabrani 4 Bekal Umat Beriman Menghadapi Fitnah Akhir Zaman Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Melihat realita derasnya arus fitnah akhir zaman ini berikut dahsyatnya tiupan badainya, tidak ada pilihan bagi orang yang beriman melainkan berusaha dengan mujahadah puncak untuk bisa tsabat teguh di atas agama Allah yang telah kita yakini kebenarannya dan telah diyakini akan mengantarkan siapa saja yang meniti di atasnya, yaitu kepada Jannah Allah azza wajalla. Lalu, bagaimanakah cara kita bisa melewati arus dan badai fitnah akhir zaman ini sehingga bisa mengantarkan kita kepada ujung yang membahagiakan? Materi Khutbah Jumat 3 Nikmat Allah yang Sering Diabaikan Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Pertama Meminta Perlindungan Kepada Allah Seorang muslim hendaklah kembali kepada Allah azza wajalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Sesungguhnya kapan saja seorang muslim menghadapkan dirinya kepada Allah azza wajalla dalam meminta pertolongan, menggantungkan harapan, melambungkan keinginan maka Allah azza wajalla menjaganya, melindunginya dan meneguhkannya di atas jalan Islam. Oleh karenanya, beliau selalu memohon perlindungan kepada Allah azza wajalla dan memerintahkan umatnya untuk mengerjakannya. أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْغِنَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa meminta perlindungan dengan membaca Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan siksa neraka, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kubur dan siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal.” HR. Al-Bukhari No. 5899 Beliau juga bersabda, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau mengatakan, كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa, Ya Allah aku meminta perlindungan padamu dari azab kubur, dan dari azab neraka dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal.” HR. Al-Bukhari Materi Khutbah Jumat 9 Pengaruh Maksiat Terhadap Kehidupan Seseorang Ibnu Bathal rahimahullah berkata ketika menjelaskan doa Nabi Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, “Ini adalah kalimat yang Jami’ konprehensif karena memiliki berbagai macam makna. Maka seyogyanya seseorang berharap kepada Allah untuk mengangkat ujian yang telah terjadi dan menolak ujian yang belum terjadi.” Beliau melanjutkan penjelasannya, “Hendaknya ia merasa butuh kepada Allah azza wajalla dengan doa-doa tersebut, karena Nabi shallallahu alaihi wasallam juga berdoa kepada Allah agar semua fitnah tersebut tidak menimpa umatnya.” Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, 12/468 Kedua Bersabar Saat Menghadapinya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, tidak ada obat bagi fitnah kecuali sabar, karena sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang mukmin yang jujur. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ighatsatul Lahfan, 2/162 Allah azza wajalla berfirman وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 30 Seorang mukmin tidak akan dibiarkan menikmati keimanannya tanpa terlebih dahulu diberikan ujian dan cobaan atau fitnah. Dengan itu akan diketahui siapa di antara mereka yang jujur dalam keimanannya dan siapa yang dusta dalam keimanannya. Fitnah yang ditimpakan kepada umat akhir zaman ini bukanlah satu-satunya fitnah akan tetapi ia merupakan sunnatulloh yang juga diperjalankan terhadap umat-umat terdahulu. Allah azza wajalla berfirman, أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi?” QS. Al-Ankabut 2 Imam az-Zamakhsyari mengatakan, apakah orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan-lisan mereka, dan menampakkan keimanan itu akan dibiarkan Allah tanpa diuji terlebih dahulu? Bahkan Allah benar-benar akan menguji mereka dengan berbagi macam ujian sehingga kesabaran mereka tinggi, kaki-kaki mereka kuat, akidah mereka benar dan niat mereka itu tulus. Agar kelak bisa diketahui siapakah yang ikhlas dan yang tidak ikhlas, siapakah yang teguh dan lemah. Al-Imam Zamakhsyari, Tafsir Al-Kassyaf, 3/345 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Ketiga Bersegera Melakukan Ketaatan Sesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah saat fitnah akhir zaman terjadi merupakan faktor besar yang mendukung seorang mukmin bisa tsabat teguh di jalan Allah azza wajalla. Karena ibadah itu merupakan tali pengikat antara seorang hamba dengan Rabbnya yang akan melindungi dan menjaganya dari fitnah. Ibadah juga dapat menguatkan iman seseorang sehingga tiada lagi jalan bagi fitnah untuk menyusup ke dalam hati yang dipenuhi dengan keimanan. Allah azza wajalla berfirman وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. Ali-Imran 133 Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga menghasung umatnya untuk segera melakukan amal saleh saat terjadi fitnah dalam sabdanya, بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Artikel Tsaqafah Gempa Bumi di Zaman Rasulullah, Apakah Benar Pernah Terjadi? Bersegera dalam beramal saleh dan berlomba-lomba dalam ketaatan merupakan perkara yang dicintai oleh Allah azza wajalla untuk dilakukan di setiap waktu dan keadaan meskipun fitnah belum menimpa. Oleh karena itu Allah azza wajalla memuji para Nabi-Nya lantaran kecekatan mereka dalam beramal saleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman, وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika dia berdoa kepada Rabbnya, “Wahai Rabbku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” QS. Al-Anbiya 89 فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” QS. Al-Anbiya’ 90 Kalau bersegera beramal dalam kondisi normal saja begitu diperintahkan, apalagi jika kondisinya sudah banyak fitnah yang menimpa manusia, tentu ia lebih ditekankan lagi. Nabi Muhammad pernah memerintahkan istri-istrinya untuk bersegera menegakkan shalat dan menyibukkan diri dengan ibadah tatkala fitnah muncul, agar Allah azza wajalla memberikan kekuatan untuk menghadapinya dan keluar dari bahayanya. Dari Ummu Salamah radhiallahu anha bahwa pada suatu malam Nabi Nabi shallallahu alaihi wasallam terbangun lalu bersabda, سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنْ الْفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنْ الْخَزَائِنِ مَنْ يُوقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُرَاتِ يَا رُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ فِي الْآخِرَةِ “Subhanallah Maha suci Allah, fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Dan apa yang diturunkan pada dua perbendaharaan/kekayaan Romawi dan Parsi? Siapa yang membangunkan orang-orang yang ada di kamar-kamar maksudnya istri-istrinya?, karena betapa banyak orang hidup menikmati nikmat-nikmat dari Allah di dunia ini namun akan telanjang nanti di akhirat tidak mendapatkan kebaikan.” HR. Al-Bukhari Menyibukkan diri dengan ibadah di zaman penuh fitnah juga memiliki faedah besar, الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ “Beribadah di masa haraj sulit, seperti berhijrah kepadaku.” HR. Muslim No. 2948 Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan, sebab dari mendapatkan keutamaan itu adalah kebanyakan manusia pada zaman fitnah selalu memperturutkan hawa nafsunya dan tidak mau kembali kepada agama. Kondisi mereka sebagaimana orang Jahiliyah zaman dahulu. Beliau melanjutkan, maka apabila di antara mereka ada seseorang yang mau berpegang teguh kepada agamanya dan menyembah Rabbnya, mencari ridha-Nya dan menjauhi murka-Nya, itu seperti halnya orang yang berhijrah dari komunitas Jahiliyah menuju Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beriman kepadanya, menaati perintah dan menjauhi larangannya. Ibnu Rajab Hanbali, Lathaiful Ma’arif, 156 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Keempat Memohon Kematian yang Baik Tidak bisa dipungkiri bahwasanya fitnah akhir zaman adalah ujian besar yang menimpa diri dan hati orang beriman, bahkan sampai pada keadaan hilangnya agama dan keimanan dari dirinya kafir/murtad, dan itu adalah kerugian yang amat besar. Maka yang paling baik bagi seorang mukmin adalah memohon kepada Allah agar bisa diberikan kematian yang baik, yaitu mati tetap teguh di atas agama Islam. Karena mati dalam keadaan Islam itu lebih baik dari pada hidup kehilangan iman. Oleh karenanya baginda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ “Dua hal yang dibenci oleh manusia; kematian padahal kematian itu lebih baik bagi orang mukmin dari pada fitnah dan benci sedikitnya harta padahal sedikitnya harta itu lebih ringan untuk hisab.” HR. Ahmad Sebagaimana juga ibunda Maryam berkata yang diabadikan dalam al-Quran فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.’” QS. Maryam 23 Sesungguhnya ibunda Maryam takut akan omongan atau cemoohan manusia. Ia juga takut kalau tidak kuat berpegang kepada agama dan bersabar atas ujian di dalamnya. Oleh karena itu, ia meminta kematian kepada Allah sebelum fitnah itu datang. Artikel Sejarah Goresan Api Fitnah dalam Lembaran Sejarah Islam Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas menjadi dalil bolehnya berangan-angan mati saat terjadi fitnah. Ibunda Maryam mengetahui bahwasanya ia akan diuji oleh Allah dengan bayi yang akan dikandungnya, dan manusia akan banyak yang tidak percaya tentang berita bahwa bayi dalam kandungannya itu adalah calon Nabiyullah. Oleh karena itu ia berucap, “Duhai andaikan…” Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, 3/189 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Demikian materi khutbah Jumat tentang 4 bekal menghadapi fitnah akhir zaman yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang berbahagia ini. semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta melindungi kita semua dari pedihnya fitnah akhir zaman ini. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. KHUTBAH KEDUA أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ Download PDF Materi Khutbah Jumat di sini DOWNLOAD PDF Semoga bermanfaat!
AlBukhari No. 1901) Tidak hanya itu saja, membaca al-Quran, bersedekah, memperbanyak wirid dan mengeluarkan zakat fitri juga merupakan sarana pengampunan dosa. Materi Khutbah Jumat: 4 Bekal Menghadapi Fitnah Akhir Zaman. Dan anugerah terindah bagi seorang hamba adalah manakala Rabb-Nya mengampuni dosa-dosanya.

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَأَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَإِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَالْوَفَا. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Marilah kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah azza wajalla karena pada siang hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat Jumat secara berjamaah. Ini adalah indikator ketakwaan kita kepada Allah azza wajalla. Shalawat dan salam tetap Allah azza wajalla limpahkah kepada Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam. yang dengan risalah yang dibawanya, sanggup mengantarkan umatnya pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah azza wajalla dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. Ali Imran 102 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Zaman yang sedang dijalani orang beriman saat ini merupakan zaman yang sarat akan fitnah. Banyak pesan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam mengenai fitnah di akhir zaman yang sangat cocok menggambarkan zaman yang sedang kita lalui saat ini. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Dalam hadits lainnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ بِهِ. “Akan terjadi berbagai fitnah, maka seorang yang duduk dalam perkara itu tidak ikut lebih baik dari orang yang berdiri, dan yang berdiri lebih baik dari yang berjalan menyongsongnya, dan yang berjalan masih lebih baik dari yang berlari padanya, barangsiapa yang larut padanya akan terjebak, maka barangsiapa yang dapat menghindar melarikan diri darinya hendaklah dia lakukan.” HR. Al-Bukhari Ini merupakan zaman di mana Allah subhanahu wata’ala menguji orang-orang beriman. Siapa di antara mereka yang terseret arus besar fitnah akhir zaman, dan siapa di antara mereka yang mampu teguh dan sabar. Dari Abu Tsa’labah al-Khusyani, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda فَإِنَّ مِنْ وَرَائِكُمْ أَيَّامَ الصَّبْرِ الصَّبْرُ فِيهِ مِثْلُ قَبْضٍ عَلَى الْجَمْرِ لِلْعَامِلِ فِيهِمْ مِثْلُ أَجْرِ خَمْسِينَ رَجُلًا يَعْمَلُونَ مِثْلَ عَمَلِهِ. قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْهُمْ؟ قَالَ أَجْرُ خَمْسِينَ مِنْكُمْ “Sesungguhnya setelah kalian akan datang hari-hari kesabaran, orang yang sabar pada hari itu bagaikan orang yang menggenggam bara, orang yang beramal tatkala itu memperoleh pahala lima puluh orang yang beramal seperti amalannya,” Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, lima puluh orang di antara mereka?” Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab, “Tidak, tapi lima puluh dari kalangan kalian.” HR. Abu Dawud No. 3778; HR. At-Tirmizi No. 2984; dan HR. Ibnu Majah No. 4004 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Menurut Ibnu Arabi, pengertian fitnah adalah الفِتْنَةُ الإِخْتِبَارُ، وَالفِتْنَةُ المِحْنَةُ، وَالفِتْنَةُ المَالُ، وَالفِتْنَةُ الأَوْلاَدُ، وَالفِتْنَةُ الكُفْرُ، وَالفِتْنَةُ اخْتِلاَفُ النَّاسِ بِالآرَاءِ “Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cobaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat di antara manusia.” Linasul Arab, Ibnu Mandzur al-Ifriqi, 13/317 Materi Khutbah Jumat Kuatkan Tsiqah kepada Allah di Masa Wabah Bahkan, banyaknya pembunuhan dan kematian juga termasuk fitnah akhir zaman. Sebagaimana Nabi pernah bersabda, إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ فِيهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ فِيهَا الْعِلْمُ وَيَكْثُرُ فِيهَا الْهَرْجُ وَالْهَرْجُ الْقَتْلُ. “Menjelang datangnya hari Kiamat ada hari-hari dimana kebodohan diturunkan, ilmu diangkat, dan banyak terjadi Al-Harj. Al-Harj itu adalah pembunuhan.” HR. Al-Bukhari Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah banyaknya kematian yang terjadi secara mendadak. Rasulullah bersabda, عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، رَفَعَهُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ مِنِ اقْتِرَابِ السَّاعَةِ أَنْ يُرَى الْهِلالُ قِبَلا، فَيُقَالُ لِلَيْلَتَيْنِ، وَأَنْ تُتَّخَذَ الْمَسَاجِدَ طُرُقًا، وَأَنْ يَظْهَرَ مَوْتُ الْفُجَاءَةِ Dari Anas bin Malik, dia meriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Di antara dekatnya hari kiamat, hilal akan terlihat nyata sehingga dikatakan ini tanggal dua’, masjid-masjid akan dijadikan jalan-jalan, dan munculnya banyaknya kematian mendadak.” HR. Thabrani Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Melihat realita derasnya arus fitnah akhir zaman ini berikut dahsyatnya tiupan badainya, tidak ada pilihan bagi orang yang beriman melainkan berusaha dengan mujahadah puncak untuk bisa tsabat teguh di atas agama Allah yang telah kita yakini kebenarannya dan telah diyakini akan mengantarkan siapa saja yang meniti di atasnya, yaitu kepada Jannah Allah azza wajalla. Lalu, bagaimanakah cara kita bisa melewati arus dan badai fitnah akhir zaman ini sehingga bisa mengantarkan kita kepada ujung yang membahagiakan? Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Pertama Meminta Perlindungan Kepada AllahSeorang muslim hendaklah kembali kepada Allah azza wajalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Sesungguhnya kapan saja seorang muslim menghadapkan dirinya kepada Allah azza wajalla dalam meminta pertolongan, menggantungkan harapan, melambungkan keinginan maka Allah azza wajalla menjaganya, melindunginya dan meneguhkannya di atas jalan Islam. Oleh karenanya, beliau selalu memohon perlindungan kepada Allah azza wajalla dan memerintahkan umatnya untuk mengerjakannya. أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْغِنَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa meminta perlindungan dengan membaca Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan siksa neraka, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kubur dan siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal.” HR. Al-Bukhari No. 5899 Beliau juga bersabda, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu beliau mengatakan, كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَدْعُو اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berdoa, Ya Allah aku meminta perlindungan padamu dari azab kubur, dan dari azab neraka dan dari fitnah kehidupan dan fitnah kematian dan dari fitnah al-Masih Dajjal.” HR. Al-Bukhari Ibnu Bathal rahimahullah berkata ketika menjelaskan doa Nabi Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kehidupan dan kematian, “Ini adalah kalimat yang Jami’ konprehensif karena memiliki berbagai macam makna. Maka seyogyanya seseorang berharap kepada Allah untuk mengangkat ujian yang telah terjadi dan menolak ujian yang belum terjadi.” Beliau melanjutkan penjelasannya, “Hendaknya ia merasa butuh kepada Allah azza wajalla dengan doa-doa tersebut, karena Nabi shallallahu alaihi wasallam juga berdoa kepada Allah agar semua fitnah tersebut tidak menimpa umatnya.” Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fathul Bari Syarh Shahih al-Bukhari, 12/468 Kedua Bersabar Saat MenghadapinyaIbnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, tidak ada obat bagi fitnah kecuali sabar, karena sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang mukmin yang jujur. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ighatsatul Lahfan, 2/162 Allah azza wajalla berfirman وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 30 Seorang mukmin tidak akan dibiarkan menikmati keimanannya tanpa terlebih dahulu diberikan ujian dan cobaan atau fitnah. Dengan itu akan diketahui siapa di antara mereka yang jujur dalam keimanannya dan siapa yang dusta dalam keimanannya. Fitnah yang ditimpakan kepada umat akhir zaman ini bukanlah satu-satunya fitnah akan tetapi ia merupakan sunnatulloh yang juga diperjalankan terhadap umat-umat terdahulu. Allah azza wajalla berfirman, أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan Kami telah beriman,’ sedang mereka tidak diuji lagi?” QS. Al-Ankabut 2 Imam az-Zamakhsyari mengatakan, apakah orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat dengan lisan-lisan mereka, dan menampakkan keimanan itu akan dibiarkan Allah tanpa diuji terlebih dahulu? Bahkan Allah benar-benar akan menguji mereka dengan berbagi macam ujian sehingga kesabaran mereka tinggi, kaki-kaki mereka kuat, akidah mereka benar dan niat mereka itu tulus. Agar kelak bisa diketahui siapakah yang ikhlas dan yang tidak ikhlas, siapakah yang teguh dan lemah. Al-Imam Zamakhsyari, Tafsir Al-Kassyaf, 3/345 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Ketiga Bersegera Melakukan KetaatanSesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah saat fitnah akhir zaman terjadi merupakan faktor besar yang mendukung seorang mukmin bisa tsabat teguh di jalan Allah azza wajalla. Karena ibadah itu merupakan tali pengikat antara seorang hamba dengan Rabbnya yang akan melindungi dan menjaganya dari fitnah. Ibadah juga dapat menguatkan iman seseorang sehingga tiada lagi jalan bagi fitnah untuk menyusup ke dalam hati yang dipenuhi dengan keimanan. Allah azza wajalla berfirman وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. Ali-Imran 133 Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga menghasung umatnya untuk segera melakukan amal saleh saat terjadi fitnah dalam sabdanya, بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Artikel Tsaqafah Gempa Bumi di Zaman Rasulullah, Apakah Benar Pernah Terjadi? Bersegera dalam beramal saleh dan berlomba-lomba dalam ketaatan merupakan perkara yang dicintai oleh Allah azza wajalla untuk dilakukan di setiap waktu dan keadaan meskipun fitnah belum menimpa. Oleh karena itu Allah azza wajalla memuji para Nabi-Nya lantaran kecekatan mereka dalam beramal saleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman, وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika dia berdoa kepada Rabbnya, “Wahai Rabbku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” QS. Al-Anbiya 89 فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَىٰ وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ “Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam mengerjakan perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” QS. Al-Anbiya’ 90 Kalau bersegera beramal dalam kondisi normal saja begitu diperintahkan, apalagi jika kondisinya sudah banyak fitnah yang menimpa manusia, tentu ia lebih ditekankan lagi. Nabi Muhammad pernah memerintahkan istri-istrinya untuk bersegera menegakkan shalat dan menyibukkan diri dengan ibadah tatkala fitnah muncul, agar Allah azza wajalla memberikan kekuatan untuk menghadapinya dan keluar dari bahayanya. Dari Ummu Salamah radhiallahu anha bahwa pada suatu malam Nabi Nabi shallallahu alaihi wasallam terbangun lalu bersabda, سُبْحَانَ اللَّهِ مَاذَا أُنْزِلَ اللَّيْلَةَ مِنْ الْفِتْنَةِ مَاذَا أُنْزِلَ مِنْ الْخَزَائِنِ مَنْ يُوقِظُ صَوَاحِبَ الْحُجُرَاتِ يَا رُبَّ كَاسِيَةٍ فِي الدُّنْيَا عَارِيَةٍ فِي الْآخِرَةِ “Subhanallah Maha suci Allah, fitnah apakah yang diturunkan pada malam ini? Dan apa yang diturunkan pada dua perbendaharaan/kekayaan Romawi dan Parsi? Siapa yang membangunkan orang-orang yang ada di kamar-kamar maksudnya istri-istrinya?, karena betapa banyak orang hidup menikmati nikmat-nikmat dari Allah di dunia ini namun akan telanjang nanti di akhirat tidak mendapatkan kebaikan.” HR. Al-Bukhari Menyibukkan diri dengan ibadah di zaman penuh fitnah juga memiliki faedah besar, الْعِبَادَةُ فِي الْهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إِلَيَّ “Beribadah di masa haraj sulit, seperti berhijrah kepadaku.” HR. Muslim No. 2948 Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan, sebab dari mendapatkan keutamaan itu adalah kebanyakan manusia pada zaman fitnah selalu memperturutkan hawa nafsunya dan tidak mau kembali kepada agama. Kondisi mereka sebagaimana orang Jahiliyah zaman dahulu. Beliau melanjutkan, maka apabila di antara mereka ada seseorang yang mau berpegang teguh kepada agamanya dan menyembah Rabbnya, mencari ridha-Nya dan menjauhi murka-Nya, itu seperti halnya orang yang berhijrah dari komunitas Jahiliyah menuju Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beriman kepadanya, menaati perintah dan menjauhi larangannya. Ibnu Rajab Hanbali, Lathaiful Ma’arif, 156 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Keempat Memohon Kematian yang BaikTidak bisa dipungkiri bahwasanya fitnah akhir zaman adalah ujian besar yang menimpa diri dan hati orang beriman, bahkan sampai pada keadaan hilangnya agama dan keimanan dari dirinya kafir/murtad, dan itu adalah kerugian yang amat besar. Maka yang paling baik bagi seorang mukmin adalah memohon kepada Allah agar bisa diberikan kematian yang baik, yaitu mati tetap teguh di atas agama Islam. Karena mati dalam keadaan Islam itu lebih baik dari pada hidup kehilangan iman. Oleh karenanya baginda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ “Dua hal yang dibenci oleh manusia; kematian padahal kematian itu lebih baik bagi orang mukmin dari pada fitnah dan benci sedikitnya harta padahal sedikitnya harta itu lebih ringan untuk hisab.” HR. Ahmad Sebagaimana juga ibunda Maryam berkata yang diabadikan dalam al-Quran فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَٰذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا “Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia bersandar pada pangkal pohon kurma, dia berkata Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.’” QS. Maryam 23 Sesungguhnya ibunda Maryam takut akan omongan atau cemoohan manusia. Ia juga takut kalau tidak kuat berpegang kepada agama dan bersabar atas ujian di dalamnya. Oleh karena itu, ia meminta kematian kepada Allah sebelum fitnah itu datang. Imam Ibnu Katsir menjelaskan, ayat di atas menjadi dalil bolehnya berangan-angan mati saat terjadi fitnah. Ibunda Maryam mengetahui bahwasanya ia akan diuji oleh Allah dengan bayi yang akan dikandungnya, dan manusia akan banyak yang tidak percaya tentang berita bahwa bayi dalam kandungannya itu adalah calon Nabiyullah. Oleh karena itu ia berucap, “Duhai andaikan…” Ibnu Katsir, Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, 3/189 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Demikian materi khutbah Jumat tentang 4 bekal menghadapi fitnah akhir zaman yang dapat kami sampaikan pada siang hari yang berbahagia ini. semoga Allah Ta’ala memberikan kepada kita kekuatan untuk senantiasa menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta melindungi kita semua dari pedihnya fitnah akhir zaman ini. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Sehinggadengan uraian singkat padat lewat contoh khutbah jumat bahasa sunda ini bisa menjadi contoh terbaik bagi kita semua. anging pasti nepikeun peringatan ka umatna ngeunaan bakal datangna dajjal sebagai ujian besar di akhir zaman, Maka berita ngeunaan fitnah dajjal iyeu, oge kedah di peringatkeun ku urang secara turun temurun, sabab
Khutbah Jumat Tentang Fitnah Akhir Zaman – Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka, dan dari siksa kubur, dan dari godaan hidup dan mati, dan dari kejahatan godaan DajjalBahasa Arab Latin Allahumma inni audzubika min adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil Masihid “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa Neraka, dari siksa kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari fitnah jahat al-Masikh a-Dajjal” Hadits riwayat Muslim. Imam Manas dan Abu Hurairah.Nasihat Abah Guru Sekumpul Hadapi Fitnah Akhir Zaman Qanaah Salah Satu KuncinyaArtikel ini telah tayang di website dengan judul “Doa Pencegah Penistaan ​​Haji, Dibaca Saat Bangun Terakhir”, klik baca doa-terdinding-dari-fitnah – berikut terhindar dari fitnah Dajjal yang dilantunkan di akhir hari kiamat Semoga Allah melindungimu dari siksa kubur dan siksa api neraka serta godaan hidup dan mati serta godaan DajjalMembagikan artikel islami, tawjihat, hikmah, khazanah, berita dan informasi kepada masyarakat umum khususnya masyarakat muslim. H. Abu Athar Ahmad, Pemimpin Redaksi Lc, Al-Azhar Syarif Egypt Alumni Icon Name facebook twitter instagram youtube linkedin external-link“Mereka menolak untuk memiliki salinan Alquran di sel saya, tetapi yang tidak mereka ketahui adalah bahwa saya telah menghafalnya selama lebih dari 40 tahun. Saya hanya ingin menyentuh Alquran, tidak lebih.” – Muhammad Morsi Akhir zaman identik dengan zaman fitnah. Para ulama menafsirkan fitnah dengan mengatakan bahwa keadaannya berlawanan dengan yang seharusnya. Ya fitnah kalau putih disebut hitam, siang dikacaukan malam, gelap dikacaukan terang, kalah tapi merasa menang. Adalah fitnah bahwa orang jujur ​​dianggap pembohong, padahal pembohong pun dipercaya. Adalah fitnah jika pengkhianat dianggap pahlawan sedangkan pahlawan menjadi Khutbah Jum’at Akhir Zaman pustaka ArafahRasulullah SAW menggambarkan fitnah itu sebagai sepenggal malam yang kelam. Dalam suasana gelap tidak banyak yang bisa Anda lakukan. Jika Anda bertekad untuk melakukannya, Anda akan mengambil banyak risiko. Dalam kegelapan, sulit bagi kita untuk melihat dan oleh karena itu tidak mungkin membedakan antara ular dan tongkat dan tidak mungkin membedakan antara penampakan domba dan serigala. Dalam kegelapan kita tidak bisa membedakan mana racun dan mana makanan. Demikianlah, dalam kegelapan fitnah akhir zaman, manusia tidak lagi mampu membedakan antara kawan dan lawan, antara musuh dan kawan. Yang terjadi adalah musuh menjadi teman setia, sedangkan saudara kandung menjadi musuh dan objek kebencian. Perselingkuhan dan iman menjadi gelap dan karena itu, Buku Ceramah Jum’at Akhir diharapkan menjadi sarana bagi para mubaligh untuk menyampaikan pesan, harapan dan tuntunan akhir zaman yang akan menggugah kesadaran dan mencerahkan pemikiran umat Islam. Sehingga mereka mampu mengambil sikap yang benar berdasarkan Al Quran dan As Sunnah dalam menjaga diri dan keluarga mereka dari berbagai huru hara dan fitnah yang akan terjadi di akhir الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ Biarkan dia tidak tersesat dan biarkan dia tersesat. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّels والصَّلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى عَبْدِهِ وَ رَسُوْلِهِ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الَّذِي لاَ نَبِيَ وَ لاَ رَسُوْلَ بَعْدَهُ إِلَى قِيَامِ السَّاعَةِ – بَلَّغَ الرِّسَالَةَ وَ أَدَى الأَمَانَةَ وَ نَصَحَ الأُمَّةَ وَ جَاهَدَ فِي سَبِيْلِ اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ . Tuhan memberkatiقال الله تعالي يَا أَيُّهَا ​​​​​​​​​​​​النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ dia juga berkata SebelumnyaKhutbah Jumat Fitnah Akhir Zaman Berebut Jabatanاَمَّا بَعْدُ; فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. ??? Atau nantiShulawat serta shalawat akan selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga Allah merahmati beliau dan memberikan keselamatan, anggota keluarga beliau, para sahabat, tabi’in, tabiyot tabi’in dan ridho Allah juga melimpah bagi kita sebagai kaumnya yang selalu berusaha menirunya. kesempatan Jum’at yang berbahagia ini, dengan berdakwah secara khusus kepada kita secara pribadi dan pada umumnya kepada masyarakat, marilah kita tingkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala dengan mengikuti segala perintah yang Allah Ta’ala berikan. kami menjelaskan dalam Quran, dan perintah Nabi, semoga Tuhan memberkati dia dan memberinya kedamaian, yang dijelaskan dalam beliau jelaskan dalam sunnah dan hadisnya, dan dengan demikian, dengan ridho Allah, kita dapat mencapai derajat ketakwaan yang hakiki, yaitu derajat keagungan yang Allah SWTNaskah Materi Khutbah Jum’at“Sesungguhnya orang yang jujur ​​di antara kamu dengan Allah adalah orang yang bertakwa di antara kamu. Tidak diragukan lagi bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengetahui.”Saat ini kita sedang hidup di hari-hari terakhir yang kacau balau di semua sisi. Baik itu agama, ekonomi, maupun sosial. Kekacauan ini sudah dijelaskan oleh Nabi MuhammadDari 14 ratus tahun yang lalu dalam haditsnya dan hadits ini sangat relevan dengan kondisi kehidupan umat Islam saat ini, menurut sabda NabiSuatu masa tidak akan datang kepadamu kecuali sesudahnya lebih buruk dari sebelumnya, agar kamu dapat bertemu dengan Allah Tuhanmu.Khutbah Jumat Terbaru Basa JawaDi zaman modern ini, gelombang fitnah akhir zaman semakin kuat dan mewabah, menggerogoti akidah dan akhlak umat Islam dari dalam. Yang dibutuhkan hanyalah ponsel Android yang terkoneksi dengan internet, umat Islam dapat dengan mudah mengakses berbagai jejaring sosial, antara lain Facebook, Twitter, YouTube, Instagram, dan situs-situs lain yang dapat merugikan penggunanya, jika tidak datang tidak mengontrol hajatnya dengan baik. . . Sehingga dapat merusak akhlak dan akidah umat Islam. Dan itulah yang terjadi hari ini.. Para sahabat dan generasi salaf belum menyaksikan peristiwa akhir zaman. Tapi mereka percaya berita yang dibawa oleh nabiTuhan. Sedangkan kita yang hidup di hari-hari terakhir melihat dan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri. Semoga ini semakin menambah keimanan kita terhadap kebenaran riwayat NabiHari ini kita telah melihat satu demi satu tanda-tanda hari kiamat. Salah satunya adalah ujian iman yang sangat berat dan dahsyat. RasulullahFitnah Akhir Zaman DzuriyyahMenggambarkan banyak orang yang percaya pagi, tidak percaya sore. Atau di malam hari seorang mukmin, lalu di pagi hari seorang kafir. seperti yang dikatakan nabiعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Dari Abu Hurairah yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Bersegeralah beramal sholih Sebelum datang fitnah seperti kepingan malam yang kelam. Ia adalah seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kufur. Ada juga yang dalam keadaan beriman di siang hari dan dalam keadaan kafir di pagi hari. Dia menjual agamanya untuk mendapatkan sebagian keuntungan dunia.” HR Ahmad, No. 118Hadits ini menjelaskan betapa kuat dan beratnya ujian iman di hari-hari terakhir. Iman menjadi tidak stabil. Di pagi hari, mereka masih percaya. Di malam hari, dia tiba-tiba menjadi murtad. Ada juga yang percaya pada malam hari. Namun tiba-tiba keesokan harinya seseorang menjadi kafir dan kerusakan imannya terjadi begitu yang begitu berharga bisa jatuh dalam semalam atau dalam semalam. Begitu banyak dan tanpa disadari, banyak orang menggadaikan imannya untuk mendapatkan sedikit harta dunia. Mereka mencintai dunia lebih dari iman dan dunia yang akan datang. Semua ini terjadi karena umat Islam sudah tidak peduli lagi dengan agamanya. Mereka mengatakan kata-kata atau melakukan tindakan yang menyebabkan ketidakpercayaan karena mereka ingin menjadi bagian dari dunia fana. Dan mereka melebih-lebihkan TuhanDoa Berlindung Fitnah Akhir Zaman, mengkritik Rasulullah SAW, meninggalkan sholat, menghalalkan zina atau menghalalkan materi. Semua ini hanya untuk memenangkan ini kita hidup di hari-hari terakhir yang penuh dengan fitnah yang luar biasa, entah itu fitnah keragu-raguan atau fitnah nafsu yang masih mengintai hidup kita. Masa yang jungkir balik, masa dimana orang-orang yang berbuat kebaikan dikucilkan, dihina bahkan orang yang suka melakukan perbuatan maksiat, kemaksiatan dan perbuatan yang dapat menimbulkan murka AllahDia merujuk kepada semua orangnya dan memberi tahu kami semua yang tertulis dalam haditsnyaFitnah Akhir Zaman Archivesسَيَأْتِي عَلَى النَّاسِ سَنَوَاتٌ خَدَّاعَاتُ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ الرَّجُلُ التَّافِهُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِAkan datang tahun-tahun penuh kebohongan bagi umat manusia, ketika mereka akan mempercayai para pembohong, sementara orang benar berbohong, mempercayai para pengkhianat, mengkhianati orang-orang yang mempercayai mereka, dan pada saat yang sesuai keinginan. Menafsirkan Alquran menurut pendapatnya seolah-olah dia seorang ahli tafsir, menafsirkan hadis seolah-olah dia ahli hadis, berbicara tentang sejarah seolah-olah dia ahli sejarah. gugus kalimatDapat muncul ke permukaan di kalangan masyarakat karena mereka memiliki kemampuan berbicara dan sederet gelar akademik yang mereka pegang seperti sarjana, magister, doktor, bahkan profesor. Jadi orang biasa menyebut mereka Terbesar Di Zaman SekarangKehidupan di hari-hari terakhir akan menghadapi banyak fitnah dan kekacauan. Halal Haram tidak lagi diabaikan. Jika demikian, bagaimana sikap seorang mukmin dalam menghadapi fitnah akhir zaman?!!!. Inilah solusinyaDoa adalah senjata yang ampuh dan efektif dalam menghadapi besarnya fitnah akhir zaman. Seberapa banyak seorang hamba harus selalu meminta kepada AllahUntuk dilindungi dari segala bentuk fitnah di hari-hari terakhir. Belum lagi kita sebagai manusia biasa, Nabi sendiri yang selalu dibimbing oleh wahyu terus berdoa kepada Allahكَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِLink Download Khutbah Jumat, Disertai Pdf Terkini Tema Kondisi Umat Di Akhir Zaman bahasa IndonesiaKhutbah jumat fitnah akhir zaman, khutbah jumat tentang fitnah, khutbah jumat akhir zaman, khutbah jumat tentang tanda akhir zaman, khutbah jumat tanda akhir zaman, khutbah jumat akhir zaman pdf, khutbah jumat tentang akhir zaman, cara menghadapi fitnah akhir zaman, khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman, khutbah fitnah akhir zaman, khutbah akhir zaman, khutbah jumat tentang hari akhir
.
  • xteehd4weh.pages.dev/148
  • xteehd4weh.pages.dev/92
  • xteehd4weh.pages.dev/335
  • xteehd4weh.pages.dev/336
  • xteehd4weh.pages.dev/137
  • xteehd4weh.pages.dev/88
  • xteehd4weh.pages.dev/111
  • xteehd4weh.pages.dev/393
  • xteehd4weh.pages.dev/147
  • khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman