DalamIslam, perasaan insecure termasuk salah satu hal yang sebaiknya tidak dirasakan. Karena dalam Surat At-Tiin ayat 4 telah tertulis bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk. Dengan kesempurnaan yang dimiliki manusia dibanding makhluk-makhluk lain, alangkah baiknya kita menjauhi sikap insecure.
Sebagian besar orang selalu terjebak dalam ego untuk menilai orang lain. Pekerjaan untuk menilai diri sendiri biasanya kurang begitu memotivasi, tetapi saat diberikan tantangan untuk menilai orang lain, maka gairah dan motivasi akan bersatu padu dalam antusiasme untuk menemukan jati diri orang lain tersebut. Memang kita bukan tidak boleh menilai orang lain. Akan tetapi kita juga harus instropeksi diri sendiri. Disaat menilai orang lain tentunya kita hanya bisa menilai dari lahiriyahnya saja. Sebab menilai hati seseorang itu tidak ada kemampuan manusia. Masalah penilaian hati seperti ikhlas atau riyanya seseorang, itu merupakan kekuasaan Allah Swt. yang perlu kita ingat disaat menilai orang lain, jauhkanlah sifat buruk sangka. Sebab belum tentu buruk lahiriyah, buruk pula hatinya. Dalam hal ini Imam al-Ghazali, memberikan 5 tips bagaimana sebaiknya kita menilai orang lain. Supaya tidak jatuh kepada penilaian yang salah. Dalam kitab Bidayatul Hidayah, Imam al-Ghazali berkata 1. Jika engkau melihat orang yang masih muda, maka katakan dalam hatimu, 'Orang ini belum banyak durhaka kepad Allah sedangkan aku sudah banyak durhaka pada Allah. Tidak diragukan lagi orang ini lebih baik dariku'. 2. Jika engkau melihat orang yang lebih tua, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah beribadah sebelum aku, dengan begitu tidak diragukan lagi bahwa dia lebih baik dariku'. 3. Jika engkau melihat orang alim berilmu, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah diberi kelebihan yang tidak diberikan kepadaku. Dia menyampaikan suatu kebaikan kepada orang lain sedangkan aku tidak menyampaikan apa-apa. Dia tahu hukum-hukum yang tidak aku tahu. Maka bagaimana mungkin aku sama dengannya?' 4. Jika engkau bertemu dengan orang bodoh, kurang ilmu dan wawasan, katakan dalam hatimu, 'Orang ini sudah durhaka kepada Allah karena ketidaktahuannya sedangkan aku durhaka kepada Allah dengan pengetahuanku, maka vonis Allah kepadaku lebih berat dibanding orang ini. Dan aku tidak tau bagaimana akhir hidupku dan akhir hidup orang ini'. 5. Jika engkau melihat orang kafir, maka katakan dalam hatimu, 'Aku tidak tahu, bisa jadi dia akan masuk Islam dan mengisi akhir hidupnya dangan amal kebaikan, dan dengan keislamannya itu dosa dosanya keluar dari dirinya seperti keluarnya rambut darr timbunan tepung. Sedangkan aku, bisa jadi tersesat dari Allah karena tidak mau meningkatkan iman dan akhirnya menjadi kafir, dan hidupku berakhir dengan amal buruk. Orang seperti ini bisa jadi besok menjadi orang yang dekat dengan Allah dan aku menjadi orang yang jauh dari Allah'. Demikianlah sahabat bacaan madani 5 tips menilai orang lain menurut imam Al-Ghazali. Dari 5 tips tadi bisa kita simpulkan bahwa kita dilarang berburuk sangka. Kita di anjurkan untuk berbaik sangka kepada orang lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt dalam Al-Quran, “Maka janganlah engkau menilai dirimu lebih suci dibanding orang lain. Dia Allah lebih tahu siapa orang-orang yang bertakwa.” QS. an-Najm 32
Lainlain 1252. Bebas 16. Kabul 42. Membatalkan 6. Memperbaiki 15. Menguatkan 47. Tidak dapat diterima 4. Tolak 84. Tolak perbaikan
Buruksangka dalam literatur agama disebut sebagai su'u al-zhan. Buruk sangka merupakan sebuah kondisi batin yang membuat orang yang tertimpa kondisi seperti ini akan kehilangan kepercayaan kepada orang lain dan orang-orang yang ada di sekitarnya.Karena itu, ia terdorong untuk melihat pelbagai peristiwa, kejadian, orang-orang dan pekerjaan-pekerjaan mereka dengan pandangan negatif dan
Berorientasikeluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban
Didalam Islam ada tiga pesta, yakni (1) pesta pertunangan, (2) pesta pernikahan, (3) pesta percampuran). Lalu Nabi s.a.w. duduk di atas.tikar. Tak lama kemudian beberapa orang dari jariah (wanita budak)nya segera memukul rebana sambil memuji-muji (dengan menyenandungkan) untuk orang tuanya yang syahid di medan perang Badar.
Yangpasti, mengatakan "anak haram" pada orang lain adalah dosa besar, haram keluar dari lisan seorang muslim. Dalam Kitab Matan Taqrib bab Nikah, dijelaskan bahwa mengucapkan, "anak haram" sama saja menuduh ibunya telah berzina. Sementara itu dalam Islam, kehormatan wanita sangat dijaga. Harga dirinya dijunjung tinggi bagaikan ratu.
Tetapidisamping itu, iapun tidak menilai diri sendiri terlalu rendah, terlalu remeh, terlalu hina, sehingga ia senantiasa dalam keadaan kecut, takut dan merasa diri sendiri tidak ada harganya dalam berhadapan dengan orang lain. Agama Islam yang ajarannya penuh dengan tuntunan akhlaq mulia, mengajarkan agar manusia senantiasa bersikap wajar
. xteehd4weh.pages.dev/263xteehd4weh.pages.dev/201xteehd4weh.pages.dev/101xteehd4weh.pages.dev/41xteehd4weh.pages.dev/391xteehd4weh.pages.dev/262xteehd4weh.pages.dev/243xteehd4weh.pages.dev/138xteehd4weh.pages.dev/27
menilai orang lain menurut islam