Prinsipkerja elemen listrik primer dan sekunder. Transformator atau biasa disebut trafo adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik. Contoh elemen primer sebagai sumber arus listrik. Prinsip kerja trafo didasarkan pada hukum faraday tentang induksi elektromagnetik, yang menyatakan bahwa "gaya gerak listrik di sekitar jalur.
Hai sahabat museum listrik, kita jumpa lagi kali ini kita mau Membahas tentang pengertian dan prinsip kerja baterai lho.. Nah, apa sih pengertian baterai dan bagaimana kerja nya baterai?? Yuk simak Pengertian Baterai Baterai adalah sebuah perangkat yang mengandung sel listrik yang mampu atau menyimpan energi. Baterai menjadi sebuah media yang dnilai banyak kalangan untuk mengubah energi kimia yang terkandung dari bahan aktif secara langsung, kemudian menjadi energi listrik melalui sebuah bentuk reaksi reduksi dan oksidasi elektrokimia. Listrik dalam baterai tersebut kemudian muncul karena adanya perbedaan dari berbegai bentuk potensial energi listrik dari kedua buah elektrodanya. Perbedaan pada potensial inilah biasanya lazim disebut dengan potensial sel Eo. Baterai ada juga yang menyebut sebagai elemen kering, hal ini lantaran elektrolitnya merupakan campuran antara serbuk karbon, batu kawi, dan salmiak yang berwujud pasta kering. Baterai terdiri dari 2 jenis yaitu baterai primer dan baterai sekunder. Perbedaan dari kedua jenis baterai tersebut yaitu dalam cara pemakaian. Baterai primer hanya dapat dipergunakan sekali saja dan tidak dapat diisi ulang, sedangkan baterai sekunder dapat diisi ulang. Selain itu, jenis baterai juga bisa dibedakan melalui komponen baterai tersebut. Komponen yang terdapat pada sel baterai yaitu anoda/elektroda negatif sebagai tempat terjadinya proses oksidasi, katoda / elektroda positif sebagai tempat terjadinya proses reduksi, Elektrolit sebagai larutan yang dapat menghantarkan arus listrik Chang, 1998, dan separator yang berfungsi untuk mencegah terjadinya gesekan anatara kedua elektroda. Prinsip Kerja Baterai Proses pengosongan discharge pada sel berlangsung menurut gambar. Jika sel dihubungkan dengan beban maka, elektron mengalir dari anoda melalui beban melalui beban katoda, kemudian ion – ion negatif mengalir ke anoda dan ion – ion positif mengalir ke katoda. Pada proses pengisian menurut para ahli salah satunya menurut Manurung 2014, bisa melihat pada postingan gambar dibawah ini. Yang pada intinya adalah bila sel dihubungkan dengan power supply maka yang terjadi elektroda positif menjadi anoda dan kemudian elektroda negatif menjadi katoda. Adapun untuk proses kimia yang terjadi ialah berikut ini; Aliran elektron yang menjadi terbalik, kemudian akan mengalir dari anoda melalui sistem power supply ke katodanya. Ion – ion negatif mengalir dari katoda ke anoda. Ion – ion positif mengalir dari anoda ke katoda Jadi, dapat dikatakan jikalau sistem kerja pada baterai ini akan terjadi reaksi kimia pada saat pengisian charging yakni kebalikan daripada saat terjadinya pengosongan discharging pada baterai. Sebagai materi tembahan tentang batera, perlu setidaknya diketahui bahwa baterai merupakan sebuah alat untuk menyimpan energi listrik sehingga dapat digunakan di waktu lain. Saat ini, baterai terbuat dari bahan-bahan kimia yang sulit untuk diuraikan dan dapat mencemari lingkungan. Berbagai penelitian sedang mengkaji mengenai pembuatan baterai ramah lingkungan atau yang disebut eco battery. Baterai tersebut biasanya terbuat dari bahan alami seperti tumbuhan, kulit buah-buahan, atau limbah makanan. Sehingga biaya produksi yang dikeluarkan tergolong murah. Beberapa penelitian menggunakan bahan makanan seperti buah-buahan sebagai bahan baku. Padahal bahan tersebut masih dikonsumsi oleh sebagian masyarakat, sehingga dapat menyebabkan alih fungsi sumber makanan menjadi energi pada baterai. Tentunya hal tersebut bukan menjadi solusi yang tepat untuk diterapkan. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk membuat baterai dengan bahan yang sudah tidak dimanfaatkan limbah cair tahu sebagai bahan baku. Sehingga dapat diperoleh baterai dengan fungsi yang sama tanpa mengurangi kebermanfaatan dari bahan baku yang digunakan. Masyarakat Indonesia yang belum memiliki akses terhadap energi listrik masih mencapai 65,15%. Tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, baterai ramah lingkungan diharapkan dapat digunakan pada daerah terpencil yang belum teraliri listrik. Sehingga dapat menjadi sumber energi yang efektif, efisien, ramah lingkungan dan dapat benar-benar menjadi sumber energi di masa depan. Demikianlah pembahasan mengenai Pengertian Baterai dan Prinsip Kerja Baterai. Semoga dengan adanya pembahasan ini dapat menambah wawasan sekaligus pengetahuan untuk semua sahabat MLEB yang sudah membaca pengertian dan prinsip kerja Jangan Lupa berikan kami Komentar , like, share dan Support terus website kami salam museum dihatiku, sampai jumpa di Next postingan berikutnya… salam MUSEUM LISTRIK DAN ENERGI BARU
PrinsipKerja Elemen. Mengukur Gaya Gerak Listrik. Istilah gaya gerak listrik dan tegangan jepit sebenarnya bersumber pada keadaan sumber tegangan yang terpasang secara terbuka dan tertutup. Untuk mengukur gaya gerak listrik (ggl) dan tegangan jepit kita gunakan alat yang dinamakan Voltmeter. Sedangkan untuk mengukur besar kuat arus, kita gunakan Elemen Primer dan Sekunder Anode Batang Karbon C Elektrolit Amonium Klorida NH4CL Dispolisator Mangan Dioksida MNO2 Cara Kerja Campuran mangan dioksida berfungsi sebagai zat pelindung elektrolit. Di antara lapisan paling luar yaitu seng berfungsi sebagai kutub negatif dan campuran mangan dioksida terdapat pasta amonium klorida yang berfungsi sebagai elektrolit. Di antara kutub positif dan kutub negatif ini terdapat beda potensial. Beda potensial inilah yang menyebabkan baterai tersebut dapat mengalirkan arus listrik jika dipasangkan secara benar dalam sebuah rangkaian. Suatu saat, karbon dan elektrolit dari baterai akan habis sehingga baterai tersebut tidak dapat menghasilkan arus listrik. Baterai termasuk sumber arus listrik yang tidak dapat diisi ulang. Elektrolit Asam Sulfat H2SO4 Cara kerja Elemen volta terdiri atas tabung kaca yang berisi larutan asam sulfat H2SO4 dan sebagai anoda adalah logam Cu tembaga sedangkan kutub negatif adalah Zn seng. Jika elektroda-elektroda seng dan tembaga dimasukkan ke dalam larutan asam sulfat, akan terjadi reaksi kimia yang menyebabkan lempeng tembaga bermuatan listrik positif dan lempeng seng bermuatan listrik negatif. Hal ini menunjukkan bahwa lempeng tembaga memiliki potensial lebih tinggi daripada potensial lempeng seng. Elektron akan mengalir dari lempeng seng menuju lempeng tembaga. Jika kedua lempeng ini dirangkaikan dengan lampu, arus akan mengalir dari lempeng tembaga ke lempeng seng sehingga lampu akan menyala. Namun, aliran arus listrik ini tidak berlangsung lama sehingga lampu akan padam. Hal ini dikarenakan gelembung-gelembung gas hidrogen yang dihasilkan oleh asam sulfat H2SO4 akan menempel pada lempeng tembaga. Gelembung gas hidrogen ini akan menghambat aliran elektron. Kamu telah mengetahui bahwa arus listrik adalah aliran elektron-elektron sehingga jika aliran elektron ini terhambat, tidak akan ada arus yang mengalir. Peristiwa ini disebut polarisasi. Dengan kata lain, polarisasi adalah peristiwa tertutupnya elektroda elemen oleh hasil reaksi yang mengendap pada elektroda tersebut. Elektrolit Asam Sulfat H2SO4 Dispolisator Tembaga Sulfat Cara kerja Cara kerja elemen daniell pada dasarnya sama dengan cara kerja elemen volta. Namun pada elemen daniell ditambahkan larutan tembaga sulfat CuSO4 untuk mencegah terjadi polarisasi, yang dinamakan depolarisator sehingga usia elemen dapat lebih lama. Elektrolit Amonium Klorida Cara kerja Elemen ini terdiri dari bejana kaca dan berisi karbon C sebagai elektroda positif , batang seng Zn sebagai elektroda negatif , larutan amonium klorida NH4CI sebagai elektrolit dan depolarisator mangandioksida MnO2 bercampur serbuk karbon C dalam bejana ion - ion seng masuk dalam larutan amonium klorida,maka batang seng akan negatif terhadap larutan klorida memberikan ion-ion amonium yang bermuatan positif yang menembus bejana berpori menuju batang itu memberikan muatan positifnya kepada batang karbon dan terurai menjadi amoniak Nh3 dan gas hidrogen H2 .Elemen Leclanche dapat menghasilkan tegangan listrik sekitar 1, ini tidak mengandung asam yang berbahaya dan pelopor dari sumber arus listrik potable yang sering dikenal dengan baterai. Anode Timbal Dioksida PbO2 Katode Timbal Murni Pb Elektrolit Asam Sulfat H2SO4 Cara kerja Ketika accumulator digunakan terjadi - perubahan energi kimia menjadi energi listrik - Reaksi kimia PbO2 + Pb + 2 H2SO4 2PbSO4 + 2H2O Timbal diosida dan timbal mejadi timbal sulfat. Dalam reaksi ini dilepaskan electron-elektron sehingga arus listrik mengalir pada penghantar luar dari kutub + ke kutub -. Reaksi kimia yang terjadi mengencerkan asam sulfat sehingga massa jenisnya berkurang. Pada nilai massa jenis tertentu, aki tidak dapat menghasilkan muatan listrik accumulator mati/ soak. Agar dapat digunakan kembali accu harus di muati ulang. Ketika accumulator diisi dicharge terjadi - perubahan energi listrik menjadi energi kimia - reaksi kimia 2PbSO4 + 2H2O PbO2 + Pb + 2H2SO4 Pengisian aki dilakukan dengan mengalirkan arus searah yang memiliki beda potensial lebih besar dari beda potensial aki dengan cara menghubungkan kutub positif sumber arus pengisi dengan kutub positif aki PbO2 dan kutub negatif sumber arus pengisi dengan kutub negatif aki Pb. Kapasitas penyimpanan aki diukur dalam satuan ampere hourAH.Contoh sebuah aki memiliki 12 V 40 AH berarti ggl aki 12 volt dan dapat mengalirkan arus 1 ampere selama 40 jam atau 0,5 ampere selama 80 jam sebelum aki dimuati ulang. 2. Baterai Nikel Metal Hidrat Ni-MH Katode Nikel Oksi Hidroksida Elektrolit Potasium Hidroksida 3. Baterai Nikel Kadmium Ni-Cd Anode Nikel Hidroksida NiOOH Katode Kadmium Hidroksida Elektrolit Potasium Hidroksida Cara kerja Baterai Nikel-Kadmium terdiri atas nikel hidrosida NiOH2 sebagai elektroda positif dan Kadmium hidrosida CdOH2sebagai elektroda yang digunakan adalah potassium hidrosida KOH.Baterai jenis ini memiliki tegangan sel sebesar 1,2 Volt dengan kerapatan energi dua kali lipat dari baterai asam timbal. Baterai nikel kadmium memiliki nilai hambatan intenal yang kecil dan memungkinkan untuk di charge dan discharge dengan rate yang tinggi. Umumnya baterai jenis ini memiliki waktu siklus hingga lebih dari 500 siklus. Salah satu kekurangan baterai jenis nikel kadmium adalah adanya efek ingatan memory effect yang berarti bahwa baterai dapat mengingat jumlah energi yang dilepaskan pada saat discharge sebelumnya. Efek ingatan disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada struktur kristal elektrode ketika baterai nikel kadmium diisi muatan listrik kembali sebelum seluruh energi listrik yang terdapat pada baterai nikel kadmiun dikeluarkan/digunakan. Selain itu, baterai nikel kadmium juga sangat sensitif terhadap kelebihan pengisian, sehingga perlu perhatian khusus pada saat pengisian muatan listrik pada baterai. Anode Lithium – Metal Oksida Elektrolit Lithium Perklorat
Elemenprimer merupakan sebuah sumber arus listrik yang bersifat sekali pakai atau tidak dapat diperbarui . elemen primer ini hanya bisa digumakan sekali dan tidak bisa mengisi elemen primer lagi jika energinya sudah habis. Anda harus mengganti sumber arus listrik pada elemen primer tersebut dengan sumber arus yang baru jika energinya sudah habis.

SEORANG PENGGUNA TELAH BERTANYA 👇 Apa perbedaan elemen primer dengan elemen sekunder? INI JAWABAN TERBAIK 👇 Perbedaan antara elemen induk dan elemen anak. Muatan elemen primer tidak dapat diisi ulang sedangkan elemen sekunder dapat diisi ulang. Contoh elemen primer adalah elemen volta dan baterai. Contoh elemen sekunder adalah baterai ponsel dan baterai lithium. Diskusi ELEMEN Arus listrik akan mengalir dalam suatu rangkaian tertutup jika terdapat sumber arus yang dapat memberikan beda potensial listrik pada rangkaian tersebut. Sumber arus yang dapat memberikan beda potensial adalah unsur. Ada dua jenis elemen, yaitu 1. Elemen primer. Unsur primer adalah unsur yang tidak dapat diisi ulang atau disetrum untuk memberikan muatan. Contoh elemen volta. Elemen kering atau baterai. Saat baterai habis, kami akan membeli baterai baru lagi. 2. Elemen sekunder. Unsur sekunder adalah unsur yang dapat diisi ulang atau disetrum untuk memberinya muatan. Contoh Akumulator atau baterai. Baterai lithium untuk ponsel atau laptop. Saat baterai digunakan, energi kimia diubah menjadi energi listrik. Ketika baterai disetrum atau diisi ulang, terjadi perubahan dari energi listrik menjadi energi kimia. Memesan Apa perbedaan unsur primer dan unsur sekunder? Penjelasan Perbedaan antara elemen induk dan elemen anak. Muatan elemen primer tidak dapat diisi ulang sedangkan elemen sekunder dapat diisi ulang. Belajarlah lagi Tenaga listrik Aki Baterai Pergeseran energi Detail tanggapan Kelas GERGAJI Kursus ilmu pengetahuan Bab Energi dan perubahannya Kode Ayo Belajar

Secaraumum, prinsip kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Ketika listrik AC dihubungkan dengan kumparan primer, maka akan terbentuk fluks magnetik atau medan magnetik yang berubah-ubah. Fluks magnetik itu kemudian diperkuat dengan adanya inti besi sehingga sampai dan menginduksi lilitan sekunder.

Sumber listrik dapat dibedakan menjadi dua yaitu sumber listrik arus searah dan sumber listrik arus bolak-balik. Untuk sumber listrik arus searah yang terbuat dari bahan kimia dapat dibedakan lagi menjadi dua yaitu elemen primer dan elemen sekunder. Pengertian elemen primen dan elemen sekunder silahkan baca SUMBER ARUS LISTRIK.... Oke, kita akan bahas terlebih dahulu contoh dari elemen primer. Elemen primer ada banyak jenisnya. Berikut Mafia Online berikan beberapa contoh sumber arus listrik yang tergolong elemen primer. Elemen ini diberinama elemen Volta karena yang menemukan elemen ini bernama Alessandro Volta. Dalam penelitiannya Volta menemukan bahwa unsur logam dan larutan yang bersifat asam atau netral garam dapat digunakan sebagai elemen sederhana. Akan tetapi unsur logam yang biasanya digunakan dalam elemen volta adalah unsur Seng Zn sebagai kutub negatif, sedangkan larutan asam yang digunakan adalah larutan Asam Sulfat H2SO4. Untuk kutub negatifnya unsur logam yang digunakan adalah unsur tembaga Cu. Cara pembuatannya pun sangat sederhana yaitu dengan cara mencelupkan lempengan logam Seng dan logam Tembaga ke dalam larutan Asam Sulfat. Proses kimia yang terjadi pada elemen Volta dapat dijelaskan dengan persamaan berikut. Dari persamaan tersebut dapat kita ketahui bahwa larutan Asam Sulfat terurai menjadi dua ion yaitu 2 ion hidrogen yang bermuatan positif dan 1 ion sulfat yang bermuatan negatif. Atom seng Zn yang melarut ke dalam larutan asam sulfat berupa ion Zn2+. Jadi, setiap atom seng yang larut pada lautan asam sulfat akan meninggalkan 2 elektron pada lempengan seng. Kemudian elektron-elektron inilah yang mengalir dari lempengan seng ke lempengan tembaga melalui sebuah kawat pengantar sehingga terjadi aliran arus listrik dan mampu menghasilkan tegangan kurang lebih 1 volt. Selama elemen volta ini digunakan pada lempengan logam tembaga akan timbul gas hidrogen peristiwa polarisasi, sehingga elemen ini tidak bisa digunakan terlalu lama. Karena elemen ini memiliki kelemahan dalam hal polarisasi maka orang-orang berusaha mengatasi kelemahan dari elemen ini, maka munculah elemen Daniel. Elemen Daniel ini muncul untuk mengatasi kelemahan elemen Volta. Penemu elemen ini adalah John Daniell pada tahun 1835. Jadi, cara kerja elemen Daniel hampir sama dengan elemen Volta hanya saja pada elemen daniel ada tambahan larutan tembaga sulfat sebagai depolarisator. Depolarisator ini berfungsi sebagai pengikat gas hidrogen yang muncul di lepengan tembaga. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar elemen Daniel berikut ini. Dengan adanya depolarisator maka alat ini bisa digunakan lebih lama dan mampu menghasilkan GGL kurang lebih sebesar 1 volt. Elemen ini ditemukan oleh Leclanche pada tahun 1886 sehingga diberi nama elemen Leclanche. Berbeda dengan elemen Volta dan Daniel yang menggunkan elektrolit dari Asam Sulfat, elemen Leclanche menggunakan elektrolit larutan Ammonium Klorida NH4Cl. Elemen Leclanche ini terdiri dari bejana kaca yang berisi batang karbon C sebagai elektroda positif +, batang seng Zn sebagai elektroda negatif -, larutan Ammonium Klorida NH4Cl sebagai elektrolitnya, dan depolarisator terbuat dari Mangan Dioksida MnO2 yang dicampur dengan sebuk karbon C dalam bejana yang dibuat berpori. Cara kerja elemen Leclanche ini adalah sebagai berikut. Ion-ion yang ada dalam lempengan batang seng akan masuk ke dalam larutan ammonium klorida NH4Cl, akibatnya batang seng akan mejadi negatif terhadap larutan Ammonium klorida, sedangkan Ammonium klorida NH4Cl terurai menjadi ion NH4+ dan menembus bejana berpori menuju batang karbon serta memberikan muatan positifnya pada batang karbon. Reaksi pengikatan hidrogen dengan MnO2 ini berlangsung kurang cepat sehingga lama kelamaan terjadi juga polarisasi. GGL akan turun dari harga GGL semula 1,5 volt. Elemen Leclanche basah ini merupakan cikal bakal munculnya elemen kering Leclanche baterai seperti yang sering kita gunakan saat ini. Elemen Kering Elemen Leclanche Kering Elemen kering atau elemen Leclanche kering atau lebih dikenal dengan istilah baterai merupakan sumber arus listrik yang banyak digunakan. Hampir semua orang pernah menggunakan elemen ini. Misalnya untuk mengaktifkan remote TV, HP, senter, dan lain sebagainya. Sebenarnya elemen kering dibuat hanya dengan mengganti elektrolit larutan ammonium klorida menjadi campuran pasta ammonium klorida dengan serbuk kayu, tepung atau getah. Perhatikan gambar di bawah ini! Elemen Leclanche kering terdiri dari sebuah bejana seng sekaligus sebagai kutub negatif, karton penyekat terhadap seng, elektrolit yang berupa campuran pasta NH4C1 dengan serbuk kayu, tepung atau getah, batang karbon sebagai kutub positif. Cara kerja elemen Leclanche kering ini hampir sama dengan elemen Leclanche basah. GGL yang dihasilkan oleh elemen kering ini sebesar ± 1,5 V. Demikian postingan Mafia Online tentang contoh elemen primer, sedangkan untuk elemen sekunder akan Mafia Online posting pada postingan selanjutnya. TOLONG DIBAGIKAN YA Jikadaya primer =daya sekunder ,jumlah lilitan primer dan sekunder serta kuat arus listrik primer - Brainly.co.id. √ Induksi Elektromagnetik : Materi, Penerapan, Rumus & Contoh. Studi pengukuran arus bocor pada isolator sutm 20 KV akibat pencemaran garam di penyulang mengare Gardu Induk (GI) Manyar, PLN U

BAB 9 A. Gaya Gerak Listrik GGL dan Elemen Listrik Primer dan Sekunder Kalau dalam rangkaian, supaya beda potensial antara dua titik itu tetap ada pada saat arus mengalir, harus ada sumber energi yang mengisi kekurangan energi. Kan energi bisa hilang waktu arus lewat pada beda potensial. Nah, energi yang dikeluarkan sebagai pengisi kekosongan oleh sumber inilah yang disebut Gaya Gerak Listrik. Sumber ini gak boleh sumber listrik loh. Ia mestinya kimiawi, magnetik ataupun mekanik atau non listrik lainnya. Simbolnya huruf E melintir. Pada dasarnya sumber GGL itu segala jenis alat yang muatan positif ama negatifnya terpisah. Kedua ujung dari alat tersebut di sebut terminal. Muatan positif ya numpuknya di terminal positif, sementara muatan negatif, tentunya di terminal negatif. Terminal positif namanya anoda. Terminal negatif namanya katoda. Ingetnya gini aja. Kalau positif itu ga ada noda. Ga ada noda ya gak belajar.. hehe. Ga ada noda kan anoda, seperti gak ada tuhan, kan disebut ateis. Huruf a didepannya itu loh. Positif gak ada noda, negatif katoda. Mudah kan menghapalnya. Oke, kembali ke anoda ama katoda tadi. Karena kedua jenis muatan ini misah, akibatnya ada medan listrik. Medannya nunjuk dari anoda ke katoda. Inget tuh arahnya. Dari anoda ke katoda. Medan ini, kemudian, memaksakan sebuah gaya pada muatan positif. Medan ini memaksa, mendorong muatan positif dalam alat ini menuju katoda. Sementara itu, gaya ini juga memaksa muatan negatif ke anoda. Supaya muatan positif tetap di terminal positif dan muatan negatif tetep di terminal negatif, alat ini menghasilkan gaya non listrik yang melawan gaya listrik dan terus mendorong muatan positif ke anoda dan muatan negatif ke katoda. Jadi seperti gulat gitu. Sumo bisa juga. Medan listrik vs medan non listrik. Saling dorong mendorong. Mungkin bisa dibayangkan GGL itu seperti air dalam pipa tegak yang dipaksa naik. Waktu airnya naik ke puncak anoda gravitasi maksain supaya tuh air turun katoda. Jadi supaya air tetap bisa naik, harus ada gaya non gravitasi, seperti pompa misalnya, yang mendorong air melawan gravitasi. Nah, dalam kasus GGL, gaya dari mesin pompa ini bisa berasal dari reaksi kimia, seperti baterai. Bisa juga dari gaya magnet, seperti dari generator listrik. Atau dari sumber mekanik lainnya lah. Seperti dalam kasus air tadi, dimana energi potensial gravitasi air bertambah saat air di dorong semakin tinggi, gaya lain ini menyebabkan muatan mengalir ke anoda, meningkatkan energi potensial listrik. Akibatnya terjadi beda potensial antara anoda dan katoda. Kalau ga ada rugi gara-gara panas waktu muatan mengalir ke anoda di dalam alat ini, beda potensialnya pastilah sama dengan GGL sumber. Ituloh, kan ada hukum kekekalan energi. Kalau, di luar alat ini, kita pasang apakeq yang membuat anoda terhubung balik ke katoda, maka arus akan mengalir lewat penghubung ini dari anoda ke katoda. Ya penghubungnya bisa kabel atau kawat telanjang kesetrum tanggung sendiri. Ntar, nih ada contoh gambarnya. Coba liat gambar ini Titik a dengan c itu kalau dihubungkan akan menjadi rangkaian loh. Jadi titik a dihubungkan ke anoda dan titik c dihubungkan ke katoda. Coba lihat di gambar ini biar jelas Muatan kehilangan energi listrik yang bergerak dari terminal tinggi ke terminal rendah lewat rangkaian luar, lalu dipaksa oleh gaya non listrik kembali ke anoda lewat alat GGL dan karenanya memperbaiki energi listriknya. Seperti sistem air kita lo. Airnya mengalir kembali lewat beberapa pipa lain lalu kembali lagi ke pipa tegak dengan dorongan pompa. Perbedaan potensial tetap terjaga antara terminal saat tidak ada arus. Kan gak ada kawat yang menghubungkan terminal. Nah, beda potensial kalau ga ada arus ini namanya GGL Rangkaian Terbuka. Kalo kita menghubungkan satu kawat dengan hambatan R pada kedua terminal itu, berarti arus akan mengalir lewat hambatan itu dengan tegangan V yang bekerja di sepanjang terminal. Kalau kabel ini cuma satu-satunya hambatan yang ada di rangkaiannya, arusnya pasti mengikuti hukum Ohm, yaitu I = V/R = GGL/R. Tapi kenyataannya, selalu ada rugi panas dalam sumber GGL. Panas ini muncul karena agitasi molekul saat muatan mengalir dalam sumber. Molekulnya merinding. Kan semakin kuat merindingnya molekul, semakin panas suhunya. Oke deh, kalau dalam kasus ini ya berarti GGL ga lagi sama dengan V. Ada energi non listrik yang hilang menjadi panas. Besarnya rugi panas ini sebanding dengan arus, jadinya GGL = V – Nah, r disini adalah tetapan proporsionalitas. Karena dimensinya sama dengan hambatan, jadi dia lebih sering disebut “hambatan dalam” atau Rint. Hambatan dalam apa? Ya hambatan dalam sumber. Kalau gak ada arus mengalir melewati sumber, maka beda potensial sepanjang sumber itu sama aja dengan GGL rangkaian terbuka sumber, karena kan gak ada tegangan jatuh gara-gara arus lewat ke hambatan dalam. Tapi, kalau arusnya ngalir di rangkaian luar, arus yang sama juga bakalan mengalir di dalam sumber dan tegangan bakalan jatuh sebesar Vin = I. Rint. Jatuh tegangan ini terjadi di sepanjang hambatan dalam Rint. Akibatnya, tegangan yang ada pada rangkaian adalah E – Biasanya sumber GGL itu ya baterai. Baterai memakai gaya kimia dan karenanya energi kimia inilah yang dipakai untuk memaksa arus melewati baterai dari katoda ke anoda. B. Mengukur Gaya Gerak Listrik GGL dan Tegangan Jepitnya Mengukur Gaya Gerak Listrik Istilah gaya gerak listrik dan tegangan jepit sebenarnya bersumber pada keadaan sumber tegangan yang terpasang secara terbuka dan tertutup. Untuk mengukur gaya gerak listrik ggl dan tegangan jepit kita gunakan alat yang dinamakan Voltmeter. Sedangkan untuk mengukur besar kuat arus, kita gunakan Amperemeter. Berikut ini adalah gambar kedua alat tersebut yang sering digunakan di sekolah-sekolah, fungsi alat ini terdiri dari dua yaitu sebagai pengukur arus amperemeter dan sebagai pengukur beda potensial voltmeter. Bagaimana cara membaca hasil pengukuran dengan menggunakan amperemeter atau Voltmeter? Sebelum kita membahas mengenai bagaimana cara membaca hasil pengukuran arus listrik dan tegangan, perlu diketahui dulu bagian-bagian dari alat tersebut. Bagian-bagian amperemeter/voltmeter terdiri dari batas ukur, terminal positip skala dan terminal negatip seperti terlihat pada gambar. Untuk Membaca hasil pengukuran amperemeter/voltmeter kita gunakan rumus NP= Nilai pengukuran, PJ = penunjukan jarum, ST=skala tertinggi, dan BU= Batas ukurContoh Berikut ini adalah dua contoh pembacaan dari dua posisi jarum Q dan P 1. Nilai yang ditunjukkan P adalah Batas ukur BU = 1 ASkala tertinggi ST = 100Penunjukan Jarum PJ = 54Berapa nilai pengukuran NP = …… ?Jawab 2. Nilai yang ditunjuk Q adalahMisal kita ambil nilai batas ukur adalah 100 mA. Penunjukan jarum 22 dan skala tertinggi adalah 100, maka nilai pengukuran Q adalah ....Jawab Membaca hasil pengukuran pada skala amperemeter/Voltmeter harus dibiasakan dan berlatih terus, hal ini untuk memudahkan dalam menjawab soal atau penerapan aplikasi yang membutuhkan kecepatan dalam membaca skala. Di samping anda dilatih untuk membaca skala, ada hal yang penting lagi yang berkenaan dengan keamanan alat, yaitu cara memasang amperemeter/voltmeter. Jika dalam pemasangan amperemetr dan voltmeter kita salah, maka alat tersebut bisa mengalami kerusakan. Berikut ini adalah cara pemasangan amperemeter dengan menggunakan KIT listrik yang terdiri dari panel rangkaian, lampu, batu baterai dan soket penghubung komponen-komponen yang ada. Mengukur Tegangan Listrik Sebelumnya kita sudah membahas mengenai konsep tegangan atau beda potensial, sedangkan pada postingan kali ini Mafia Online akan membahas mengenai konsep gaya gerak listrik dan tegangan jepit. Komponen seperti baterai atau generator listrik yang mengubah energi tertentu menjadi energi listrik disebut sumber gaya gerak listrik atau ggl. GGL didefinisikan sebagai beda potensial antara kedua kutub sumber, apabila tidak ada arus yang mengalir ke rangkaian luar dari sumber. ggl disimbolkan dengan ε. Sebuah baterai secara riil dimodelkan sebagai ggl ε yang sempurna dan terangkai seri dengan resistor r yang disebut hambatan dalam baterai. Oleh karena r ini berada di dalam baterai, kita tidak akan pernah bisa memisahkannya dari baterai. Kedua titik a dan b menunjukkan dua kutub baterai, kemudian yang akan kita ukur adalah tegangan di antara kedua kutub tersebut. Tegangan diantara kedua kutub sumber arus listrik ketika sumber arus listri tersebut terbebani atau mengalirkan arus listrik. Jadi, perbedaan gaya gerak listrik ggl dengan tegangan jepit sebagai berikut. Kalau ggl didefinisikan sebagai beda potensial antara ujung-ujung kutub sumber arus listrik ketika sumber arus listrik tersebut tidak mengalirkan arus listrik. Contohnya pada saat sebuah baterai tidak dihubungkan dengan rangkaian apapun. Sedangkan, tegangan jepit didefiniskan sebagai beda potensial antara ujung-ujung kutub sumber arus listrik ketika sumber arus listrik mengalirkan arus listrik. Misalnya pada saat baterai mengalirkan arus listrik pada suatu rangkaian listrik. Ketika tidak ada arus yang ditarik dari baterai, tegangan kutub sama dengan ggl, yang ditentukan oleh reaksi kimia pada baterai Vab= ε. Jika arus I mengalir dari baterai, ada penurunan tegangan di dalam baterai yang nilainya sama dengan Dengan demikian, tegangan kutub baterai tegangan yang sebenarnya diberikan dirumuskan Vab = ε – dengan Vab = tegangan jepit V ε = ggl baterai V I = arus yang mengalir A r = hambatan dalam baterai Ω

ElemenSekunder. Nah, berbeda dengan elemen primer yang tidak dapat diperbarui , elemen sekunder bersifat dapat diperbaharui. Elemen sekunder ini meskipun teganganya suatu saat akan habis namun anda masih bisa mengisi elemen tersebut. Accumulator ( aki ) Nah, untuk contoh elemen primer adalah accumulator.
irhaaa1 Elemen adalah suatu sumber arus listrik yang dihasilkan dari reaksi kimia. Pada dasarnya elemen dapat dibedakan menjadi dua, yaitu 1. Elemen Primer, yaitu Elemen yang ketika energinya telah habis digunakan tidak dapat diisi ulang. Contohnya Elemen Volta, Elemen Leclance, Elemen Daniel, Baterai Elemen kering2. Elemen Sekunder, yaitu Elemen yang ketika energinya telah habis digunakan masih dapat diisi ulang. Contohnya Akumulator Aki, Baterai Nikel Cadmium Ni-Cd, Nikel Metal Hidrat Ni-MH, Baterai Lithium Ion.
Elemendibagi dua, yaitu elemen primer, contohnya sel kering (baterai), elemen volta. Elemen sekunder, contohnya accu. Elemen primer adalah elemen yang terdiri dari satu sel atau yang tidak dapat difungsikan lagi jika sudah habis terpakai sedangkan elemen sekunder adalah elemen yang terdiri dari beberapa sel atau dapat dipakai kembali walaupun energinya sudah habis, dengan cara diisi kembali energinya dengan cara di cas (charge).
Prinsip Kerja dan Jenis TransformatorApa itu Transformator? Komponen Transformator 1. Inti2. Lilitan3. Isolasi4. Isolasi Minyak5. Terminal BusingPrinsip Kerja Transformator ​Jenis Transformator1. Transformator Daya2. Transformator Tipe Shell 3. Transformator Tipe Inti 4. Transformator Toroida 5. Autotransformator Listrik adalah salah satu penemuan terbesar dalam sejarah umat manusia yang telah mengubah dunia secara luar biasa. Hari ini, kita mendapat manfaat dari berbagai kemudahan yang dibawa dengan memanfaatkan kekuatan fundamental alam ini dan mentransfernya ke daerah-daerah yang jauh dari jangkauan. Namun, ini tidak selalu terjadi. Selama awal 1800-an, satu-satunya perangkat penghasil arus adalah sel volta, yang menghasilkan arus kecil dengan melarutkan logam dalam asam. Pada tahun 1830, Faraday dan Henry mempercepat penelitian tentang listrik dengan menghubungkannya dengan magnet, yang mengarah pada penemuan induksi elektromagnetik. Penemuan ini merevolusi dunia dengan meletakkan dasar untuk pengembangan generator AC, namun, baru pada tahun 1884 tiga insinyur Hungaria, Károly Zipernowsky, Ottó Bláthy, dan Miksa Déri ZBD, mematenkan trafo komersial pertama yang memungkinkan listrik ditransmisikan dalam jarak jauh. Apa itu Transformator? Transformator atau yang sering disebut pula trafo adalah perangkat listrik yang menggunakan induksi elektromagnetik untuk mentransfer arus bolak-balik dari satu rangkaian ke rangkaian lainnya. Ini digunakan baik untuk mengubah AC tegangan rendah ke AC tegangan tinggi atau untuk mendapatkan AC tegangan rendah dari AC tegangan tinggi. Komponen Transformator Terlepas dari kenyataan bahwa transformator dapat memiliki berat mulai dari beberapa gram hingga ratusan metrik ton, ada beberapa komponen dasar yang tercantum di bawah ini yang umum dalam konstruksinya. 1. Inti Inti trafo biasanya terbuat dari bahan seperti besi lunak atau CRGO cold-rolled grain-oriented steel, karena memiliki permeabilitas tinggi, dan digunakan untuk memberikan dukungan pada belitan dan jalur terkontrol untuk fluks magnet yang dihasilkan di transformator. Inti biasanya terdiri dari beberapa lembaran atau lapisan laminasi tipis, bukan batang padat. Desain ini membantu dalam menghilangkan dan mengurangi pemanasan. Untuk mengurangi kerugian arus eddy, inti terdiri dari tumpukan laminasi baja silikon tipis yang dipisahkan oleh lapisan pernis tipis. 2. Lilitan Lilitan adalah kabel melingkar di sekitar inti. Sebuah transformator terdiri dari dua lilitan utama primer dan sekunder. Kumparan yang menarik listrik dari sumbernya dikenal sebagai lilitan primer, sedangkan koil yang memasok energi ke beban di ujung inti yang lain dikenal sebagai lilitan sekunder. 3. Isolasi Isolasi adalah salah satu komponen terpenting dari transformator. Isolasi melindungi transformator dari beberapa bahaya listrik. Kerusakan paling serius pada transformator dapat disebabkan oleh kegagalan isolasi. Isolasi diperlukan di beberapa bagian transformator, seperti antara lilitan dan inti, antara lilitan, setiap putaran lilitan, dan semua elemen pembawa arus dan tangki. Isolator harus memiliki kekuatan dielektrik yang tinggi, kualitas mekanik yang kuat, dan kapasitas untuk menahan suhu tinggi. Dalam transformator, isolasi selulosa biasanya digunakan untuk memenuhi kondisi ini. Mereka mempertahankan muatan listrik ketika transformator dihidupkan, dan dengan demikian, mengisolasi komponen transformator yang ada pada tegangan yang berbeda. Ini juga melayani peran mekanis dengan mendukung belitan dan membantu stabilitas termal transformator dengan membentuk saluran pendingin. 4. Isolasi Minyak Di beberapa transformator, oli transformator terutama melayani tiga tujuan isolasi antara bagian konduktor, pendinginan dengan pembuangan panas yang lebih baik, dan deteksi kesalahan. Isolasi minyak sering digunakan bersama dengan isolasi selulosa padat. Ini digunakan untuk menutupi semua bagian terbuka yang tidak memiliki isolasi padat. Minyak juga menembus kertas dan mengisi lubang udara, sehingga meningkatkan kualitas isolasi kertas. Limbah panas dihamburkan oleh belitan transformator dan harus dihilangkan. Minyak trafo menyerap panas dari belitan dan mengalirkannya ke bagian luar trafo, di mana ia dapat disebarkan ke udara luar. Minyak yang digunakan dalam transformator biasanya diperoleh melalui distilasi fraksional dan pengolahan selanjutnya dari minyak mentah. Ada dua jenis utama minyak trafo berbasis parafin dan minyak trafo berbasis nafta; namun, karena sifatnya yang tahan api dan menyerap kelembaban yang unggul, minyak sintetis seperti minyak silikon menjadi populer. 5. Terminal Busing Biasanya ada dalam transformator tegangan tinggi, terminal busing transformator adalah perangkat isolasi yang memungkinkan konduktor pembawa arus melewati tangki ground transformator tanpa membuat kontak listrik. Mereka biasanya terbuat dari porselen atau ebonit dan terlihat seperti kolom cakram bundar. Medan listrik dihasilkan oleh semua elemen yang memiliki muatan listrik. Ketika konduktor berlistrik mendekati bahan yang diarde dengan potensial bumi, itu dapat menghasilkan garis medan yang sangat kuat, terutama jika garis medan dipaksa untuk melengkung secara tiba-tiba di sekitar material yang diarde. Transformator busing memberikan insulasi yang efektif di sekitar terminal konduksi dan tangki transformator yang di ground. Prinsip Kerja Transformator Prinsip kerja trafo didasarkan pada hukum Faraday tentang induksi elektromagnetik, yang menyatakan bahwa “Gaya gerak listrik di sekitar jalur tertutup sama dengan negatif dari laju perubahan fluks magnet terhadap waktu yang dilingkupi oleh jalur tersebut.” Dalam sebuah transformator , ketika arus dilewatkan melalui kumparan primer, medan magnet terbentuk di sekitarnya. Karena arus bolak-balik, dan kumparan saling berdekatan, medan yang berubah ini meluas ke kumparan sekunder, sehingga menginduksi tegangan di sekunder. Proses ini dikenal sebagai induksi timbal balik, di mana sebuah kumparan kawat secara magnetis menginduksi tegangan ke kumparan lain yang terletak di dekatnya. Selain itu, transformator memperoleh namanya dari fakta bahwa mereka “mengubah” satu tingkat tegangan atau arus ke tingkat yang lain. Transformator dapat mengubah tingkat tegangan dan arus catu daya mereka tanpa mengubah frekuensi atau jumlah daya listrik yang dilewatkan dari satu belitan ke belitan lainnya melalui rangkaian magnetik. Rasio jumlah lilitan sebenarnya dari kawat di setiap kumparan sangat penting dalam menentukan jenis transformator dan tegangan output. Rasio tegangan keluaran terhadap tegangan masukan sama dengan jumlah lilitan antara dua belitan. Tegangan keluaran trafo lebih besar dari tegangan masukan jika lilitan sekunder memiliki lilitan kawat lebih banyak dari lilitan utama. Trafo jenis ini dikenal sebagai “trafo step-up.” Sebaliknya, jika belitan sekunder memiliki belitan yang lebih sedikit daripada belitan primer, tegangan keluarannya lebih rendah. Ini dikenal sebagai “transformator step-down”. Secara matematis, konsep ini dapat dijelaskan sebagai berikut Misalkan ada N1 lilitan pada belitan primer dan N1​ lilitan pada belitan sekunder. Sebuah ggl bolak-balik E1 diterapkan pada kumparan primer, yang menghasilkan arus I1​ di sirkuit primer dan I2​ di sirkuit sekunder. Arus dalam kumparan menghasilkan magnetisasi di seluruh inti dan menetapkan medan magnet yang sesuai di dalam inti. Karena magnetisasi inti, medannya lebih besar dibandingkan dengan medan yang ditimbulkan oleh arus dalam kumparan saja. Ini menghasilkan ggl E2 yang lebih besar pada kumparan sekunder, yang berbanding lurus dengan ggl di kumparan primer. Persamaan yang mewakili hubungan ini diberikan sebagai 1. Transformator Daya Trafo daya adalah salah satu jenis trafo yang paling umum ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Trafo daya, yang mengubah listrik masuk ke tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah untuk tujuan tertentu, adalah komponen kunci dalam suplai tegangan jaringan listrik. Trafo ini menghubungkan tegangan step down dan step up pada jaringan distribusi tanpa ada perubahan frekuensi selama transfer daya. Dalam sistem elektronik, transformator daya menawarkan sejumlah pasokan AC dari berbagai tegangan dan nilai arus yang sesuai dari pasokan listrik publik. 2. Transformator Tipe Shell Trafo tipe shell ditemukan di beberapa perangkat listrik kehidupan sehari-hari, seperti televisi, radio, dll. Trafo ini memiliki bentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga komponen utama satu inti dan dua belitan. Gulungan primer dan sekunder dari transformator ini keduanya digulung pada satu cabang inti, menghasilkan silinder kumparan konsentris, yang membedakannya dari transformator lain. Konfigurasi ini menawarkan pengurangan kerugian fluks yang signifikan selama operasi transformator. Trafo semacam ini sering dilaminasi dan tidak termasuk minyak untuk insulasi. 3. Transformator Tipe Inti Transformator tipe inti adalah transformator yang memiliki dua belitan yang digulung secara terpisah pada dua atau tiga kaki inti. Tidak seperti transformator tipe shell, ada celah yang signifikan antara belitan primer dan sekunder dari transformator tipe inti. Laminasi dipotong dalam potongan berbentuk L, dan ditumpuk secara bergantian untuk menghilangkan keengganan yang tinggi pada sambungan di mana laminasi disatukan satu sama lain. Untuk membatasi fluks bocor, belitan primer dan sekunder disisipkan, dengan setengah dari masing-masing belitan disusun berdampingan atau konsentris pada kaki inti. Gulungan primer dan sekunder dipisahkan pada tungkai inti untuk kemudahan penggunaan. Antara inti dan belitan bawah, terdapat lapisan insulasi yang melindungi transformator dari korsleting. Trafo tipe inti membutuhkan lebih banyak konduktor tembaga daripada trafo tipe shell karena belitan diposisikan pada tungkai atau kaki yang terpisah di trafo tipe inti. 4. Transformator Toroida Trafo toroidal digunakan dalam perangkat elektronik atau listrik di mana ruang adalah hal sangat penting. Trafo toroidal adalah trafo daya dengan inti toroidal di mana kumparan primer dan sekunder dililit. Seperti namanya, mereka terlihat seperti komponen listrik berbentuk donat. Ketika arus mengalir melalui kumparan primer, itu menyebabkan gaya gerak listrik EMF pada gulungan sekunder, yang mentransfer daya dari kumparan primer ke kumparan sekunder. Struktur khas transformator toroidal memungkinkan kumparan yang lebih pendek, yang mengurangi kerugian resistif dan belitan serta meningkatkan efisiensi secara keseluruhan. Trafo daya toroidal sangat cocok untuk peralatan dan perangkat medis vital, karena efisiensi luar biasa sangat penting dalam sistem medis yang memerlukan arus bocor rendah, pengoperasian tanpa suara, dan keandalan jangka panjang. Karena trafo ini kecil dan ringan, mereka dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam instrumen medis di mana ruang dan berat merupakan faktor desain yang penting. 5. Autotransformator Sebagian besar digunakan dalam rentang tegangan rendah, autotransformator adalah jenis transformator yang hanya berisi satu belitan. Awalan “otomatis” mengacu pada kumparan tunggal yang berfungsi secara independen Yunani untuk “diri”, daripada sistem mekanis apa pun. Autotransformator mirip dengan transformator dua-belitan, tetapi gulungan primer dan sekunder tidak terhubung dengan cara yang sama. Autotransformator bekerja dengan prinsip yang sama seperti dua transformator berliku. Ia bekerja pada premis Hukum Faraday tentang Induksi Elektromagnetik, yang menyatakan bahwa setiap kali medan magnet dan konduktor dipindahkan lebih dekat bersama-sama, ggl diinduksi dalam konduktor. Ini adalah transformator dengan beberapa putaran umum antara kumparan primer dan sekunder. “Bagian Umum” mengacu pada bagian belitan yang dibagi oleh belitan primer dan sekunder. “Bagian Seri” mengacu pada bagian belitan yang tidak dibagi oleh primer dan sekunder. Dua terminal terhubung ke tegangan primer. Tegangan sekunder dihasilkan oleh dua terminal, salah satunya sering dibagi dengan terminal tegangan primer. .
  • xteehd4weh.pages.dev/28
  • xteehd4weh.pages.dev/98
  • xteehd4weh.pages.dev/141
  • xteehd4weh.pages.dev/364
  • xteehd4weh.pages.dev/366
  • xteehd4weh.pages.dev/368
  • xteehd4weh.pages.dev/39
  • xteehd4weh.pages.dev/299
  • xteehd4weh.pages.dev/55
  • prinsip kerja elemen listrik primer dan sekunder